Saya generasi cicilan.
Perkara cicil menyicil udah jadi santapan hari-hari ketika saya masih bersekolah. Mama yang bayar biaya les kami dengan nyicil, Papa yang membelikan leptop saya dengan nyicil. Beli motor dengan nyicil.
Barang pertama yang saya impikan ketika kerja adalah Credit Card. Sayangnya, kala itu gaji saya belum cukup menjamin untuk bisa buat Credit Card. Padahal situasinya saat itu, saya kerja di Bandung sementara keluarga di Batam. Betapa mudahnya rindu saya terbayarkan jika saya bisa sering pulang dengan bantuan cicilan 😢.
Kebayang dong gimana rasa senangnya saya begitu Credit Card pertama yang saya punya setelah kerja di Ibukota. Kartu Sakti, begitu saya menyebutnya. Pada awalnya Credit Card ini seperti bentuk pencapaian, namun lama lama ia menjadi sebuah kebutuhan.
Generasi Millenial tanpa Credit Card. Iyakah?
“Generasi Millenial itu ga pake Credit Card, tauuuuk” Salah seorang teman berkata pada saya.
Jujur, saya sakit hati waktu denger doi ngomong gitu. Itu mungkin sekitar tahun ke-5 Saya menggunakan Credit Card. Credit Card yang memudahkan saya untuk bisa memberikan hadiah untuk ayah saya, yang memudahkan saya untuk bisa beli tiket pesawat sampai tiket konser.
Mungkin beliau belum tahu, bahwa saya menghidupi keluarga. Saya menitipkan beberapa kartu tersebut ke anggota keluarga dengan tujuan untuk berjaga-jaga. Mengingat saya banyak menghabiskan waktu beraktivitas di Jakarta, sementara kami tinggal di Depok.
Jadi, dalam keadaan darurat, CC itu bisa digunakan.
Sudut pandang cicilan.
Banyak prinsip terkait cicilan. Sebagian orang memilih menabung sampai bisa membeli sesuatu. Sebagian lain, memilih menyicil untuk mendapatkan sesuatu.
Buat saya, terkadang menyicil bukan karena tak mampu membeli secara lunas/cash. Hanya saja, uang yang tadinya bisa untuk melunaskan ini bisa menjadi dana cadangan untuk kebutuhan lain.
Tenang aja gitu rasanya. Tetep ya, dengan prinsip ketat; Jangan bayar minimal!
2019 Berfoya-foya.
Saya inget banget, sebelum tahun ini saya merasa jenuuuh sekali menjadi Sandwich Generation. Sedikit depresi, mungkin. Merasa gajian tapi kaya ga kerasa dalam diri sendiri 😢, setannya lagi banyak-banyaknya.
Anggap aja self reward, saya membuat target tahun 2019 untuk sehat jiwa. Saya lakukan apapun yang saya mau, yang ingin saya beli dan yang ingin saya lakukan.
Saya mulai dari mengunjungi korban gempa di Lombok pada awal tahun, padahal harga tiket pesawat lagi mahal-mahalnya.
Saya mengunjungi rumah kami di Batam untuk beberes dan menyiapkan untuk dikontrakan.
Pada moment lebaran, mengajak rombongan sirkus keluarga untuk roadtrip Jawa Barat. Depok – Bandung – Garut – Tasikmalaya – Sumedang – Bandung – Depok.
SAYA NONTON KONSER SUPER JUNIOR. Duh, kalau kata orang kantor saya tuh; “Nia sih enak, masih single. Masih gapapa beli tiket konser!” 🤑

Memenuhi salah satu bucket list; NAIK BUSINESS CLASS GARUDA INDONESIA. Sebelumnya diikuti extend liburan mewah 4D3N di Yogyakarta.
Bisa bisanya ikutan fans meeting Choi Siwon. 👻
Another Bucket List yang bisa dicapai tahun 2019; Naik pesawat ATR rute Bandung – Jakarta. Ampun, ini enak banget. 30 menit di udara, 30 menit kemudian udah sampai rumah. *dadah dadah sama kemacetan di Cipularang*
Di akhir tahun saya masih impulsif nonton konser dongeng Naura 4.
Dan sudah mengantongi TIKET KONSER SUPER JUNIOR (LAGI) untuk bulan Januari 2021. Iya, Super Junior udah kaya mau naik haji, ngadain konser di Indonesia 6 bulan sekali aja astaga.
Dari semua hal-hal yang saya anggap pemulihan jiwa ini, sebagian besar tercipta dan bisa dilaksanakan karena Credit Card! ✌🏻😅
2020 Pandemi.
Siapa yang sangka tahun 2020 datang bersama pandemi yang membuat seluruh dunia berubah. Terbiasa memakai masker, work from home hampir sepanjang tahun, Isolasi mandiri di masing-masing tempat yang sudah dipilih.
Buat saya yang paling berasa adalah, Credit Card saya nganggur.
Hilang gairah impulsif beli barang, karena bingung mau dipake kapan dan kemana secara kita dirumah aja.
Traveling? Boro-boro. Ada juga refund dan reschedule tiket pesawat yang udah di booking dan dibayar.
Sisi baiknya, saya jadi fokus pada sesuatu. Saya bisa melunasi seluruh tunggakan yang tercipta ditahun 2019. 😂😂😂
Saya berpikir bahwa ..
“Wah, coba saya menunda segala sesuatu jika uangnya emang sudah terkumpul. Bisa jadi saya 0 experience, saya ga kemana mana. Karena yha, untuk seorang ‘tulang punggung’ selalu ada alasan untuk tidak bisa menabung 🥲
Hal ini membuat masa pandemi ditahun 2020 membuat saya merasa sangat baik baik aja. Karena apa? karena saya udah puas banget habis habisan menghabiskan uang dan kenangan ditahun 2019.
Jadi, selama tahun 2020 #dirumahaja itu buat saya more than enough. Waktunya emang untuk rehat :’)
Mulai kenal dengan Traveloka Pay Later.
Ketika kondisi pandemi mulai berangsur baik, adik adik saya mulai bekerja, mereka mulai rajin meminjam Credit Card saya untuk berbagai kebutuhan. Untuk nyicil handphone-lah, untuk memanfaatkan dana cash-nya untuk nyicil motor-lah.
Tentu saja dengan senang hati saya berbagi.
Ini karena saya punya solusi baru untuk melepas dahaga saya dalam traveling, dialah Traveloka Pay Later. Di tahun 2022, udah ada beberapa destinasi kota yang ingin saya kunjungi. Sudah pula saya rencanakan untuk dilakukan dengan fasilitas dari Traveloka Pay Later.
Singkatnya, dengan Traveloka Pay Later, ga perlu susah susah daftar credit card untuk dapat fasilitas layaknya credit card; Bayar belakangan ataupun installment ❤️
Sungguh, saya berdoa kenceng banget supaya no more kembali ke tahun 2020, situasi dimana kita bener bener terkurung #dirumahaja 😭😭😭, bismillah tahun 2022 kita bisa kembali beraktivitas kaya biasa, traveling lagi, silaturahmi lagi.
Langkah konkrit pertama, cus langsung request pengajuan Pay Later di aplikasi Traveloka.
Sayangnya, saat ini status saya belum approved. 😢

Adapun belum di approve-nya pengajuan Pay Later ini bisa karena beberapa sebab;
- Detail informasi tidak sesuai dengan dokumen yang Anda berikan.
- Anda telah melakukan pengajuan PayLater sebelumnya dan telah disetujui.
- Dokumen yang Anda berikan tidak jelas, terdapat kesalahan, atau terdapat dokumen yang sudah tidak berlaku.
- Kontak keluarga yang Anda cantumkan sudah tidak bisa dihubungi atau terdapat kesalahan.
Kalau dilihat-lihat sepertinya untuk kasus saya, sebelumnya saya pernah mengajukan PayLater sebelumnya dan telah disetujui. Ini awal tahun 2020, begitu udah pengen dicobain, eh pandemi. kzl.
Gapapa, saya akan sabar menunggu sampai pengajuan saya di Approve untuk bisa kembali berpetualang 😊
Terus, kalau mau transaksi selayaknya credit card harus fasilitas Traveloka doang, dong?
oh tentu tidak! 🤗
Kita tinggal Aktifkan Paylater Virtual Number. Ini tinggal klak klik aja di menu Traveloka. Betapa mudahnyaa 😭😭, Jaman Credit Card mah, kudu nunggu kebaikan hati dari verifikator dulu.

Kira kira kalau masih bingung, apa bedanya Paylater sama VN bisa tergambar pada keterangan sebagai berikut;

Nih ya, yang bikin poin plus plusnya kedua fasilitas ini adalah Biaya Tahunannya Gratis 😭. Fasilitasnya dapet, iurannya 0. ❤️

Nah, untuk situs belanja yang bisa di provide oleh Traveloka Virtual Number udah cukup banyak, dan masih mungkin sekali untuk terus bertambah.
Dari e-commerce sejuta umat, urusan brand baju sampe segala vitamin. Ah, loooveeee :’)
Poin plus plus plus bangetnya lagi nih, ga usah bawa bawa kartu fisik! Ga menambah beban berat dompet. Haha. Praktis semuanya serba digital! Huah.
Kalau kamu tim yang jika mau beli apa apa tuh nabung dulu, mungkin postingan ini can’t relate in you. Gapapa. Di-skip-aja. Hehe ✌🏻. Terimakasih sudah mau baca sampai disini.
Semoga postingan ini ada manfaatnya untuk yang ingin mencari solusi lain untuk berbelanja. Apapun kebutuhannya. Mari kita ingat dan pahami bersama, bahwa adapun kemudahan dari Traveloka ini, baik Traveloka Paylater ataupun Traveloka Virtual Number bukan sumber pendapatan, hanya saja perpanjangan tangan kita untuk “bernapas” sampai hari gajian tiba. Usahakan bayar tagihan sesuai tenggat waktu, kiranya butuh dicicil, sesuaikan dengan kebutuhan dan kesanggupan kita masing-masing. 😊
Kalau menjadi Sandwich Generation itu berat, ingat selalu beban dan berat itu tidak akan selalu dan terus terusan, suatu saat akan terlampaui dan terlalui. Semangat, yaa! See you on top, teman teman penopang keluarga. 😊
Aku juga pengguna credit card dengan memegang prinsip “digunakan bukan karena uangnya gak ada, tapi untuk mempermudah metode pembayaran dan mengejar promo” 😆 pertama kali pake Traveloka Pay Later juga karena ada promo diskon yang lumayan gede untuk tiket pesawat CGK-BTH. Tentu saja aku manfaatkan dengan baik itu promonya 😂