
Selamat datang di Pulau Galang
Semenjak saya menginjakan kaki di Kepulauan Seribu, saya selalu berfikir. Disekitaran Batam itu ada ga ya, tempat semacam pulau seribu ini. Dimana kita bisa snorkeling, secara kan Batam sekelilingnya laut. Sejauh ini, yang saya tahu cuma Belakang Padang. Itu juga ga bisa dipake snorkeling gitu, kan? Sampai suatu hari..
Salah satu temen nge-share foto tentang Labun Island, Pulau Galang, Batam. Punya kesempatan Weekend Gateway pulang ke Batam dalam rangka menghadiri walimahan sahabat saya, Nadia. Saya pun berusaha mengupayakan untuk bisa mengunjungi pulau ini. Pulau Labun.
Berbekal googling dan mencoba get lost, saya bersama travelmates, adik dan temanya si adik, menghabiskan minggu ke tempat ini.
Pulau ini terletak 90m dari Jembatan 6 Barelang, Pulau Galang. Nah, masuknya melalui pintu sebelah kanan yang ditutup dan digembok pagar besi. Saya baru tahu pada hari itu, bahwa ternyata untuk menuju pulau ini kita harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Didepan pagar besi itu, ada sebuah spanduk yang berisi informasi Labun Island, berikut no telepon untuk dihubungi. Beberapa kali kita hubungi, nomernya tidak ada yang merespon. Gambling dong, kita markir mobil aja gitu lempeng didepan pagarnya, sampai (emang dasar rezekinya kita) si pembawa kunci datang untuk membukakan pintu untuk pelanggannya yang baru datang. Saya segera menghampiri beliau sambil bilang, bahwa saya sudah mencoba menghubungi no telepon untuk reservasi, namun tidak bisa.
Singkat cerita, kita diperbolehkan masuk. Saya menemui si Ibu yang mengatur tamu pulau tersebut. Untuk tarif kapal yang membawa kita dari Pulau Galang ke Pulau Labun dikenakan tarif Rp.100.000,- per orang. 😐 Saya rasa, ini mahal karena Pulau Labun milik WNA. Tapi dasar (lagi lagi) rezeki kami ga kemana. Hari itu, saya hanya membayar separuhnya Rp. 250.000,- untuk ber lima pulang pergi.
Ini pengalaman baru bagi adik adik saya. Naik perahu dan snorkeling. \o/
Labun Island ini penginapan diatas air. Seperti yang pernah saya coba di Bintan Laguna Resort. Disini, satu kamar maks 5 orang dengan tarif Rp. 1.000.000,- per-malam. Belum termasuk makan dan fasilitas snorkeling.
Karena kemarin saya emang berencana one day trip only, jadi ga ngerasain bobo disini barang semalem. Kita hanya menyewa fasilitas untuk snorkeling, dengan tarif Rp. 100.000,-/pax. Didalam pax nya Kaki katak, Alat snorkel, dan Live Jacket. Mahal? Banget! Secara kalo di Jakarta (baca: kepulauan Seribu) penyewaan alat snorkel dibanderol 20-30 ribuan saja. It’s better untuk bawa alat sendiri kalo punya. 🙂
Underwater-nya kece? Untuk adik adik saya yang baru pertama kali nyobain snorkeling, Underwater-nya bagus banget. Untuk saya, yang uda ngintip di kepulauan seribu, Karimun Jawa dan Bali, biasa aja sik 😀 Untuk first time mencoba snorkel, okelah, not bad. 🙂
Atau karena saya baru nyemplung agak sorean, ya? Soalnya tempat ini juga bisa untuk diving. Berarti kan bawah lautnya kece, kan, ya?
Lagi lagi yang bikin seneng, tempatnya ga rame. Bahkan hanya kita kita. Jadi ga ketemu banyak kaki pas snorkel. If you know what i mean.
Oh iya, konon katanya, disini juga oke untuk mengejar sunrise dan sunset. Pulau yang bisa dikelilingi dengan hanya 10 menit ini punya spot untuk keduanya. Sayang, untuk kali ini rezeki ga berpihak pada kami. Sunset ditutupi oleh awan.
Untuk mencoba hal baru di kota Batam, bolehlah main kesini, walau agak rada mihil, ya. ihihi.
Nice!! menarik juga utk dijajal, sayangnya pas tempo hari ke Batam belum tau info ini. hehehe… Pulau Labun milik WNA? Sing? Malay?
Iyaa, mba Tika. Kalo main ke Batam lagi, cobain deh mampir. Ke Jembatan Barelangnya udah, mba?
Kayanya sih Sing mba. Kulit putih mata sipit soalnya 😀
Udaaah… hehehe…
Pingback: [Sibling’s Time] Pantai Vio-Vio, Batam, Kepulauan Riau | Alania
boleh tau nomor untuk reservasinya mbak?di foto ndak ?
makasih dan salam kenal
🙂
Halo Irkham,
Duh, mohon maaf, lupa ga tak poto ey.
Soalnya pas di telepon juga ga diangkat. Jadinya hantam langsung aja ots. hehe.