Category Archives: KI Bandung

Kelas Inspirasi Bandung #3; SD N Bandung Baru 1

Jadi, bagaimana mengajar di Bandung?

Kalau di Kelas Inspirasi Lombok, satu kelas diisi oleh 4 orang Inspirator sekaligus, anak anak yang diatur paling banyak 20 orang. Itu juga uda penggabungan dari 2 kelas. Jadi, kalo uda mulai krik krik moment, bisa lempar ke Inspirator lain. Terus kita istirahat. Di Bandung? Beda jauh! Satu kelas benar benar satu orang Inspirator, bahkan kami sempat kebingungan karena kekurangan Inspirator. Rasanya? Pengen pulang. hahaha. 😀

KELAS IV

Saya dijadwalkan dikelas 6B sebenernya, namun, ternyata kelas 6A dan 6B digabung, sehingga saya ‘dilempar’ menuju keas IV. Pertama kali melihat anak anak didalam kelas ini dari pintu, mereka semua duduk sangat rapih. Tangan dilipat diatas meja. Melihat saya serius dari bangkunya masing masing.

Saya berjalan masuk ke dalam kelas, serentak anak anak tersebut mengucapkan, “Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..” tanpa dikomandi. Saya diem sebentar, sampai akhirnya, menjawab, “Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh”. Kemudian hening dan saya bingung harus gimana. 😀

“Kok diem?” Akhirnya itu kata kata yang keluar dari mulut saya. Mereka masih diam. Salah nyapa ini mah. Untuk mengatasi grogi, saya mulai bertanya, “Ada kapur ga, ya?” | “Yang piket hari ini, siapa? Boleh ambilkan kapur?”

Dua orang perempuan berdiri, lalu keluar kelas. Sambil menunggu, saya bertanya lagi. “Enaknya kita belajar apa ya?” | “MATEMAAAAAAATIIIIKAAAAAAAA!” serempak mereka menjawab. Mampus kan. Salah nanya. “Baik, sebelum mulai, aku tulis namaku dulu ya.”

“Panggil saja Nia. Mau manggil Ibu Nia atau Kak Nia?” | “KAAAAK NIAAAAA!”

“Oke baik, kalo pada suka Matematika, kita mulai dari berhitung ya. Namun, dikelipatan 3, kalian harus teriak Dung. Ngerti ya?” *yes, langsung masuk ke ice breaking pertama*

Kemudian kemudian, saya keasikan mengajak mereka bermain. Sehingga lupa menyampaikan materi yang saya ingin sampaikan. Akhirnya, saya membuat papan cita cita. Dimana, mereka menuliskan namanya, dan ingin menjadi apa suatu hari nanti. Kemudian ditempel deh.

Anak anak dikelas ini rame dan asik sekali. Sampai saya keluar kelas, mereka masih dadah – dadah – in saya dari Jendela. “Kaaakk Niaaaaa” teriak mereka sambil dadah dadah. Aih, dik. :’)

Continue reading