Banyak hal yang saya sukai dari Bali, Pantai-nya, ketenangannya, water sport-nya, dan dari kesemuanya saya jatuh cinta sama Joger, pusat oleh-oleh yang hanya ada di Bali. Pernah loh, saya ke Bali dengan niat hanya untuk belanja di Joger. Waktu itu ada tiket promo, pp Jakarta-Bali Rp. 144,000,- saja. Saya pergi sabtu pulang Minggu, hanya untuk belanja dan menyepi sebentar di Ubud. Hihi.
Ada satu pertunjukan yang jangan sampai dilewatkan jika kamu mengunjungi Bali, Tari Kecak di Uluwatu.
Saya berkesempatan menikmati pertunjukan ini pada kali ketiga menginjakkan kaki di Bali. Bertempat di Uluwatu, pertunjukan Tari Kecak sambil menunggu sunset jadi hiburan tersendiri.

Tari Kecak
Adalah kisah tentang Ramayana yang disuguhkan, seperti yang sudah kita ketahui diceritakan tentang seorang Raja bernama Rama yang dikenal sangat bijaksana. Rama menyelamatkan permaisurinya yang bernama Dewi Sita yang diculik oleh Rahwana.

Permaisuri Sang Rama
Untuk bisa menyelamatkan Dewi Sita, Rama ditemani oleh adiknya bernama Laksamana harus menempuh perjalanan panjang dan berbahaya.
Ketika Raja Rahwana menculik Dewi Sita, ada seekor burung Garuda yang melihatnya, Ialah Sang Jatayu, sahabat Rama. Jatayu mengetahui bahwa yang diculik adalah Permaisuri Sang Rama, iapun berusaha menyelamatkan Sang Dewi. Namun, ia kalah sakti dengan Rahwana.
Dalam setting lain, Rama bersama Laksamana menemui Hanoman, seorang panglima perang pasukan kera. Karena pernah berhutang budi, maka Hanoman membantu Rama untuk merebut kembali Dewi Sita, sang permaisurinya.
Dengan kesaktian yang dimiliki, Hanoman berhasil menyusup ke dalam Istana Rahwana dan menemui Dewi Sita. Masih dengan menggunakan kesaktiannya, Hanoman membakar istana Rahwana.
Sialnya, Hanoman ketahuan dan dibakar oleh para prajurit Rahwana. Bukannya terbakar, yang Hanoman lakukan malah mencoba memadamkan semua api yang berada disekitarnya. Haha. Adegan ini diperankan Hanoman sambil loncat-loncat lucu.
Barulah Rama datang dan duel dengan Rahwana, dan Rahwana dikalahkan oleh pedang sakti yang dimiliki oleh Sang Rama. Maka, bertemu kembalilah Rama dan Permaisurinya, Dewi Sita.
Mungkin, pertunjukkan ini akan membosankan apabila disuguhkan pada sebuah ruangan pentas seni. Namun menjadi luar biasa ketika disambi dengan teriak-teriakan Cak Cak Cak Cak oleh puluhan lelaki Bali, duh. Dan View Sunsetnya dari menjelang tenggelam sampai gelap gulita.
Belum beberapa pemain yang bisa membawa diri berbaur dengan penonton sehingga menambah pertunjukkan ini menjadi tak hanya tegang namun juga lucu.
Pertunjukkan ini tentu saja menjadi rekomendasi saya untuk menutup perjalanan seharian mengelilingi Bali, dan diakhiri dengan duduk manis menikmati pertunjukan serta terbenamnya matahari dari tempat ini.
Ada bule dari Dubai yang ikutan Narsis!
dari dulu selalu penasarana ma nonton tari di uluwatu
Ayo, Win, dicobaa!
Aku Blum.pernah niihhh liat tarinya… Paling blanja2 doang ama beach hopping
Halan halan lagi, Mbak! 😀
Mantap… kayaknya lebih bagus yg di uluwatu drpd di tanah lot
Aku malah belum pernah liat yang di tanah lot, Mas.
kerennya kak, bikin iri 😦 , aku beberapa kali kesana belum pernah nonton tari kecak sekalipun 😦
Semoga ya, nanti berkesempatan yaaa 🙂 Aamiin.
bali emang gak ada matinya,
setiap tahun selalu ada yang baru dan menarik.
terima kasih
Iya, benaaar ☺☺
Pingback: Menonton Pertunjukan Bambu di Saung Angklung Mang Udjo | alaniadita
Terima kasih sudah berbagi info
Pingback: Andaikan Aku datang kem-Bali | alaniadita
Pingback: Explore Bali: Nyore di La Plancha, Seminyak | alaniadita