Menginjak kaki ke Pulau Tidung adalah impian saya sekitar 4 tahun yang lalu. Saat itu berlibur ke Tidung sedang hits hits-nya. Saya sempat menunda resign karena mendengar kabar kabur bahwa outing kantor akan bergerak ke sana. Sampai akhirnya saya resign, outing ke Pulau Tidung tak juga ter-realisasi. 😦
Bulan kedua setelah hijrah ke Jakarta, saya diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki ke Pulau Harapan, bulan berikutnya Karimun Jawa, dilanjutkan lagi bulan berikutnya saya menginjakkan kaki ke Pulau Pari. Saya mulai kehilangan selera untuk menginjakkan kaki di Pulau Tidung setelah mendengar cerita para guide di Pulau Harapan dan Pulau Pari kalo Pulau Tidung sudah tidak nyaman untuk didatangi. Setelah mulai lupa pada impian menginjakkan Tidung, mantan kantor saya baru outing kesana. Huh.
Sampai akhirnya di pertengahan 2014, sebuah email masuk dengan subject voting outing 2014. Anyer dan Pulau Tidung. Saya yang sudah pernah ke Anyer, refleks memilih Pulau Tidung dan berharap vote terbanyak ke Pulau Tidung. Kenapa Tidung? Karena saya sudah pernah ke Pulau Pari dan Pulau Harapan 😛 selain itu, karena lebih deket dari Muara Angke.
Awalnya, saya diminta untuk mencari informasi untuk eo yang akan kami gunakan untuk outing kali ini. Dengan pertimbangan ini adalah family gathering, saya tidak merekomendasi eo eo kelas homestay dan harga murmer. Ga apalah agak mahal, yang penting nyaman, dan kami semua menikmati.
Maka, saya mengambil paket di tidungnirwana dengan menggunakan kapal middle class. Engga menyedihkan naik kapal kayu, tidak juga sok gegayaan naik kapal dari marina. Pilihan jatuh pada kapal zahro. Duduk, ber-AC dan nyaman.
Temen temen sempet kaget ketika melintasi kapal kayu yang sudah dipenuhi orang orang ngampar. Mereka mencemaskan diri akan bernasib sama. Haha.

Not Bad, kan?

Dilengkapi TV, Sound System.
Continue reading →