Category Archives: Kepulauan Seribu

Drama mencari Tenda dan Tips memilih Tenda Camping.

Awal-awal kapal Sabuk Nusantara milik PT Pelni melayani perjalanan Pelabuhan Sunda Kelapa – Kepulauan Seribu, terjadilah mini drama menyoal persoalan tenda. Kapal yang disubsidi ini emang lebih murah daripada kapal kayu milik nelayan yang beroperasi dari Angke. Namun, secara waktu jauh lebih lama. Hal ini dikarenakan rutenya adalah Pelabuhan Sunda Kelapa – Pulau Untung Jawa – Pulau Pramuka – Pulau Harapan. Pengalaman saya kemarin, baru merapat di Pelabuhan Pulau Pramuka pukul 14.30 WIB. Ini mah kalau ikut opentrip udah pasti ditinggalin.

Sementara jika naik kapal kayu milik nelayan, pukul 10 atau 11 pagi kapal dipastikan sudah merapat karena jalurnya langsung Muara Angke – Pulau Pramuka tanpa transit di Pulau Untung Jawa. Continue reading

Butuh Vitamin Sea? Mungkin 13 Pulau di Kepulauan Seribu ini solusinya!

*Calling All anak Pulau*

Suka butuh waktu buat menyepi dari hiruk pikuk Ibukota, engga sih? Saya awal awal pindah kerja di Jakarta nyempet-nyempetin banget buat jalan jalan keluar kota minimal sebulan sekali. Stress bawaannya kalau mengikuti pola kerja dan jalanan yang ga pernah ada matinya. Sekarang sih mulai selow, mulai seneng tidur sepuas-puasnya saking hari hari dikantor sudah pagi pulang malem. Rasa-rasanya weekend sudah tidak berdaya buat angkat ransel dan melakukan perjalanan jauh.

Nah, selama 4 tahun di Jakarta, saya cukup sering nih bolak balik ke Kepulauan Seribu. Dari yang one day trip sampai Weekend Gateway. Cukup worth it kok ternyata. Dari budget yang dikeluarkan sama kepuasan yang kita terima. Check this out!

Pulau Kelor

Pulau Kelor

Vitamin Sea untuk sehari! Untuk menjangkau pulau ini kita tidak harus menginap. Jadi bisa dilakukan one day trip. Disinilah tempatnya Rio Dewanto dan Atiqah siholan ijab qabul. #infotainmentnews.

Ada apa? Semacam ada monumen gitu aja sih. Berasa hawa hawa perjuangan jaman dahulu kala aja. Sayang, airnya tidak terlalu biru dan kecipak kecipuk-able. Untuk hunting foto, okelah.

Pulau Onrust

Pulau Onrust 5

Tidak jauh dari Pulau Kelor ada Pulau Onrust. Pulau ini sudah ada sejak tahun 1615. Belanda membangun dermaga dari galangan kapal untuk memperbaiki kapal-kapal VOC. Kemudian pada tahun 1958 dibangun sebuah benteng kecil. Dilanjutkan pada tahun 1971 diperluas benteng tersebut menjadi benteng segilima, dibangun pula Gudang, Dok dan Kincir Angin. Continue reading

Tips Nenda Di Pulau Seribu

3 tahun yang lalu, saya punya pengalaman buruk menarik ketika nenda di Kepulauan Seribu. Ceritanya, pernah saya tulis disini. Nah, kemarin, dalam rangka icip icip Berlayar dengan Sabuk Nusantara 46, saya pun memilih untuk kembali nenda.

Kami memilih turun di Pulau Pramuka. Setelah googling & browsing, ada 2 pilihan tempat yang bisa kami pilih untuk nenda. Pulau Karya & Pulau Semak Daun. Dari segi biaya, lebih murah Pulau Karya, karena tinggal menyebrang dengan kapal motor seharga Rp. 4,000,- sekali jalan. Sementara, menuju Pulau Semak Daun, kita harus menyewa satu buah kapal seharga Rp. 250,000,- an (untuk < 5 orang)

Dengan semangat hemat, tentulah ya kami memilih Pulau Karya. Dalam perjalanan, saya sempat melihat restoran diatas laut, dan iseng nanyain ke pak supir kapal nya, itu apa dan berapa kalau makan disitu. Beliau pun menyambut baik dengan, “save aja nomer saya. Nanti malem kalau mau makan disitu, saya jemput dan saya antar.” Continue reading

Berlayar bersama Sabuk Nusantara 46

Ada kabar baik untuk travelers yang suka atau ingin menyambangi Kepulauan Seribu. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) memberikan satu kapal perintis untuk membawa penumpang dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke Kepulauan Seribu. Pulau-pulau yang saat ini menjadi tujuannya adalah Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, Pulau Tidung (upcoming) dan Pulau Kelapa.

Tarifnya jauh dibawah kapal yang biasa kita gunakan dari Pelabuhan Muara Angke. Rp. 15,000,- saja sekali jalan per-orang. As we know, kapal dari Muara angke – Kepulauan seribu sekitar Rp. 40,000,- – Rp. 50,000,- sekali jalan. Kan lumayan jauh kan, ya? PP di Sabuk Nusantara aja, tidak sampai sekali jalan naik kapal nelayan 😀 Continue reading

Ke Pulau Tidung, Masih jaman?

Menginjak kaki ke Pulau Tidung adalah impian saya sekitar 4 tahun yang lalu. Saat itu berlibur ke Tidung sedang hits hits-nya. Saya sempat menunda resign karena mendengar kabar kabur bahwa outing kantor akan bergerak ke sana. Sampai akhirnya saya resign, outing ke Pulau Tidung tak juga ter-realisasi. 😦

Bulan kedua setelah hijrah ke Jakarta, saya diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki ke Pulau Harapan, bulan berikutnya Karimun Jawa, dilanjutkan lagi bulan berikutnya saya menginjakkan kaki ke Pulau Pari. Saya mulai kehilangan selera untuk menginjakkan kaki di Pulau Tidung setelah mendengar cerita para guide di Pulau Harapan dan Pulau Pari kalo Pulau Tidung sudah tidak nyaman untuk didatangi. Setelah mulai lupa pada impian menginjakkan Tidung, mantan kantor saya baru outing kesana. Huh.

Sampai akhirnya di pertengahan 2014, sebuah email masuk dengan subject voting outing 2014. Anyer dan Pulau Tidung. Saya yang sudah pernah ke Anyer, refleks memilih Pulau Tidung dan berharap vote terbanyak ke Pulau Tidung. Kenapa Tidung? Karena saya sudah pernah ke Pulau Pari dan Pulau Harapan 😛 selain itu, karena lebih deket dari Muara Angke.

Awalnya, saya diminta untuk mencari informasi untuk eo yang akan kami gunakan untuk outing kali ini. Dengan pertimbangan ini adalah family gathering, saya tidak merekomendasi eo eo kelas homestay dan harga murmer. Ga apalah agak mahal, yang penting nyaman, dan kami semua menikmati.

Maka, saya mengambil paket di tidungnirwana dengan menggunakan kapal middle class. Engga menyedihkan naik kapal kayu, tidak juga sok gegayaan naik kapal dari marina. Pilihan jatuh pada kapal zahro. Duduk, ber-AC dan nyaman.

Temen temen sempet kaget ketika melintasi kapal kayu yang sudah dipenuhi orang orang ngampar. Mereka mencemaskan diri akan bernasib sama. Haha.

IMG_2515-a

Not Bad, kan?

Dilengkapi TV, Sound System.

Dilengkapi TV, Sound System.

Continue reading