Tag Archives: #Indonesia

Makna ‘Pulang’

Pada tanggal 12 Desember 2015 kemarin, saya baru saja menyelesaikan One Day Fun Doing Fun Batch 4 Di Yogya. Ada satu moment yang membuat saya nyesek.

Kala itu, kakak-kakak dan Adik-adik sedang ditugaskan untuk membuat yel-yel. Adalah kelompok Bebek ketika dipanggil untuk maju, tak satupun kakak-adik nya maju, salah satu Kakak mencoba memberi kode kepada saya, untuk tidak dulu dipanggil berulang ulang, ‘adiknya ngambek’ bisiknya. Saya dekatilah adik yang katanya sedang ngambek ini. ‘kenapa?’ tanya saya meminta konfirmasi.

Aul namanya. Ia adalah anak yang percaya diri dan sangat sensitif. Di games yang pertama, kakak kakak ini diajak untuk bermain dengan media Balon.

Main Balon.jpg

Di games ini, Aul mengajukan diri menjadi ketua. Ketika games usai, ia memegang balon yang sudah tidak lagi digunakan, sampai tiba-tiba salah satu temannya iseng memecahkan balon yang sedang ia pegang. Sejak itu, pundung-lah Ia.

Continue reading

Filosofi & Jelazah Gizi dari sebuah Rendang

552a0fd86ea83406668b4567

Ada yang pernah menonton film Cita-citaku setinggi tanah? Adalah Agus salah satu Pemain Utama dalam film itu, kebingungan ketika disuruh menyelesaikan tugas sekolahnya; mengarang tentang Cita cita.

Ketiga sahabatnya bercita cita seperti kebanyakan anak lainnya; Sri ingin menjadi artis, Jono ingin menjadi tentara, Puji ingin membahagiakan orang lain. Sementara Agus? Cita citanya sederhana. Ingin makan di restoran padang. :’) Ayahnya hanyalah seorang kuli di Pabrik Tahu, sementara Ibunya ibu rumah tangga yang mahir dalam membuat tahu Bacem. Bagi Agus, makan di restoran padang itu keren. Kita akan diperlakukan bak Raja. Semua makanan disajikan didepan mata. Jika kita butuh apa-apa, tinggal menunjuk jari, maka pelayan akan menghampiri kita.

Agus berusaha keras untuk memenuhi cita citanya ini, ia membantu ayahnya, berjualan, merepotkan semua teman temannya, demi menikmati menjadi raja disebuah restoran padang.

“Cita citamu itu rendah, tapi bikin susah” begini celutuk salah satu sahabat Agus. 😀 Continue reading

[CharityLovers] One Day Fun Doing Fun goes to Batam

spanduk copy2 One Day Fun Doing Fun di Jakarta pada Oktober 2014 silam, saya niatkan menjadi Pilot Project-nya CharityLovers. Saya berencana untuk meng-agenda-kan kegiatan tersebut maksimal 6 bulan sekali. Bulan lalu, saya coba membawa konsep One Day Fun Doing Fun ke Batam. Tempat dimana saya menghabiskan masa remaja. Sekalian reuni kecil kecilan sama teman teman saya yang di Batam.

Kegiatan ini diadakan tepat 6 bulan setelah ODFDF Jakarta, 19 April 2015. Mencari tempat yang mirip mirip dengan konsep ODFDF; ruang terbuka hijau. Menyempatkan cek lokasi di H-4. Ketemulah ini..

Pantai!

Pantai!

Sesuailah dengan apa yang saya mau. Diatas rumput. Pemandangan Pantai (Plus, bisa melihat gedung tinggi Singapore). Rindang. Alhamdulillah. 🙂

Adik adiknya berjumlah 45 orang, terdiri dari 2 Panti Asuhan; Panti Asuhan Tanjung Uma berjumlah 28 Orang & Panti Asuhan Anak Cemerlang 17 orang.

Inti dari kegiatan ini adalah mengajak adik adik bermain, melepas penat belajar, belajar berkelompok, bersosialisasi dengan kakak kakak pendamping.

Kegiatan kali ini dipandu 2 mc kece; Kakak Steffi dan Kakak Liza. Kedatangan Dokter Nayla yang akan memberikan sosialisasi perihal sikat gigi. Dibantu Kakak Anil yang turut sumbangsih membacakan doa.

Games pertama; Permainan dimana kakak dan adik dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan beberapa buah balon, untuk ditiup, serta dipecahkan menggunakan anggota tubuh.

Setelah meramaikan lokasi dengan letusan balon. Beranjak ke kegiatan berikutnya; Sosialiasi menyikat gigi oleh dr. Nayla. Masing masing adik adik diberikan sikat gigi untuk praktek langsung.

Beranjak ke Games kedua; Bermain Kerang dan Mutiara. Rule-nya adalah, setiap adik adik adalah Kerang, setiap kakak kakak adalah Mutiara. Maka, ketika MC bilang 13 kerang, 2 Mutiara. Adik adik harus berjumlah 13 orang membentuk lingkaran, dan ada 2 kakak kakak nya berdiri didalam lingkaran.

yes, ini adalah games paling diskriminatif dimana banyak terjadi pertumpahan darah 😀

“Tuh kan, gara gara ko masuk kita jadi kalah.”

“Kak, kakak keluar. Kami uda pas, kak”

:’D

Lompat kemenangan!

Lompat kemenangan!

Games ketiga; Belum puas keketawaan dan masih ada waktu untuk bermain main, MC memberikan games lain lagi. Yakni, Masing masing kelompok kakak adik dimodali satu kertas koran. Dengan bantuan musik, setiap orang joget joget diatas koran. Ketika musik berhenti, koran tersebut dilipat. Kemudian, joget joget kembali, begitu seterusnya sampai ukuran terkecil kertas korannya.

Adik dan kakak mulai kehabisan tenaga. Kami sukses melupakan sejenak segala permasalahan hidup yang ada. Yang kami tahu, bagaimana menuntaskan games demi games, rangkaian kegiatan demi rangkaian kegiatan. Kemudian, sempat ada moment dimana Kakak Steffi memberikan Motivation Word nya. Dimana adik adik harus punya cita cita. Punya semangat untuk menggapai cita cita tersebut.

Motivation Word.

Motivation Word.

Setelah makan siang bersama, tidak ketinggalan pula ada doa bersama yang dipimpin langsung oleh Bapak Pengasuh Panti Asuhan anak Cemerlang.

_MG_1055

Mendoakan kesejahteraan. Mendoakan semoga apa yang diinginkan dan diharapkan oleh Kakak kakak maupun adik adik diijabah Allah. Aamiin.

Seperti ODFDF sebelumnya, ada pembagian Goodie-Bag serta cemilan lucu lucu-an sebagai oleh oleh adik adik untuk dibawa pulang.

Ngantri.

Ngantri.

Sayanora; Backsound : See you Again, OST Fast Forius.

Sayanora; Backsound : See you Again, OST Fast Forius.

Rasanya ga lengkap kan ya, kalau ga ada sesi foto rame rame. Foto keluarga besar One Day Fun Doing Fun goes to Batam.

Sampaikan salam pada One Day Fun Doing Fun part 3! \o/

Sampaikan salam pada One Day Fun Doing Fun part 3! \o/

Kegiatan ini, ga akan se-sukses ini, ga se-menarik, se-memuaskan ini tanpa kakak kakak kece yang ga lelah dan ga bosen buat menemani adik adiknya bermain. Dari jauh lubuk hati yang paling dalam dan rasa syukur yang ga ada matinya, saya atas nama pribadi dan CharityLovers hanya ingin bilang, terimakasih banyak, kak. Semoga kebaikannya dibales lebih oleh Allah SWT. 🙂

Kakak kakak kece penunjang ODFDF goes to Batam.

Kakak kakak kece penunjang ODFDF goes to Batam.

Last but not least, Alhamdulillah, selalu dan selalu didukung oleh keluarga yang terus menemani, membantu, mendampingi anaknya, kakaknya yang ga bisa diem ini.

I Love you, all.

I Love you, all.

Papa yang dari pagi uda repot repot nganterin bolak balik. Mama dengan geng posyandunya yang mau masakin konsumsi hari itu. Serta 2 jagoan yang uda mau ikutan, ngajakin temen temen terbaiknya buat ikut andil dalam kegiatan ini. :* Dan, kota manakah selanjutnya yang akan disambangi untuk One Day Fun Doing Fun? Kota kamu, mungkin. 🙂

Kawah Galunggung, Tasikmalaya

Kawah Galunggung

Kawah Galunggung

“Jadi, berangkat kapan, kita?”

Sebuah bbm masuk ketika saya dalam perjalanan Yogyakarta – Jakarta malem itu. Saya emang sedang merencanakan short trip. Kali ini, saya ingin mengajak teman teman terdekat. Maka, yang saya ajak adalah Putri, temen sekamar saya selama di Jakarta. Mumun, teman dekat saya sedari SMA di Batam, Kuliah di Bandung dan kerja di Jakarta. Zen dan Reza, teman jaman saya D2 dulu di Bandung. Teh Dini, teman sekantor ketika di Bandung dan sekantor(lagi) di Jakarta.

“Lusa. Selasa. Pas libur kejepit, ya!” sent.

Berbekal browsing, saya tahu perjalanan ke Galunggung bisa dilakukan dalam one day trip. Kami sepakat untuk memulai perjalanan di malam hari, sehingga bisa menikmati udara pagi dari kota Tasik. Saya baru tiba di Jakarta Senin Pagi. Belum belum unpacking ransel dari perjalanan saya ke Yogya, malemnya saya bergegas untuk packing kilat lagi demi perjalanan ke Galunggung yang akan dilakukan malam itu juga.

Pukul 9, setelah drama berkenalan maya antara Mumun dan Reza, kami ber 6 sudah berkumpul di terminal lebakbulus. Menanti Primajasa Jurusan Tasik. Tujuan kami, Terminal Indihiang.

Lampu bus yang remang remang, sesekali alunan musik dangdut dan suara putri yang berkali kali berteriak, “Mau Bakpia?” sambil mengacungkan sekotak bakpia menemani perjalanan kami malem itu. Selanjutnya, kami tertidur.

Kami terbangun ketika semua orang bergegas untuk keluar dari Bus. Sudah sampai di Terminal Indihiang ternyata. Masih pukul 3 pagi. Kami menepi ke warung yang lampunya menyala. Mengembalikan kesadaran yang masih diawang awang sambil mencomot beberapa gorengan dan minuman hangat.

Adzan shubuh berkumandang dari Mesjid yang terletak didalam Terminal. Disana, kita bisa meluruskan kaki sambil menunggu matahari keluar perlahan.

Continue reading

Ke Pulau Tidung, Masih jaman?

Menginjak kaki ke Pulau Tidung adalah impian saya sekitar 4 tahun yang lalu. Saat itu berlibur ke Tidung sedang hits hits-nya. Saya sempat menunda resign karena mendengar kabar kabur bahwa outing kantor akan bergerak ke sana. Sampai akhirnya saya resign, outing ke Pulau Tidung tak juga ter-realisasi. 😦

Bulan kedua setelah hijrah ke Jakarta, saya diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki ke Pulau Harapan, bulan berikutnya Karimun Jawa, dilanjutkan lagi bulan berikutnya saya menginjakkan kaki ke Pulau Pari. Saya mulai kehilangan selera untuk menginjakkan kaki di Pulau Tidung setelah mendengar cerita para guide di Pulau Harapan dan Pulau Pari kalo Pulau Tidung sudah tidak nyaman untuk didatangi. Setelah mulai lupa pada impian menginjakkan Tidung, mantan kantor saya baru outing kesana. Huh.

Sampai akhirnya di pertengahan 2014, sebuah email masuk dengan subject voting outing 2014. Anyer dan Pulau Tidung. Saya yang sudah pernah ke Anyer, refleks memilih Pulau Tidung dan berharap vote terbanyak ke Pulau Tidung. Kenapa Tidung? Karena saya sudah pernah ke Pulau Pari dan Pulau Harapan 😛 selain itu, karena lebih deket dari Muara Angke.

Awalnya, saya diminta untuk mencari informasi untuk eo yang akan kami gunakan untuk outing kali ini. Dengan pertimbangan ini adalah family gathering, saya tidak merekomendasi eo eo kelas homestay dan harga murmer. Ga apalah agak mahal, yang penting nyaman, dan kami semua menikmati.

Maka, saya mengambil paket di tidungnirwana dengan menggunakan kapal middle class. Engga menyedihkan naik kapal kayu, tidak juga sok gegayaan naik kapal dari marina. Pilihan jatuh pada kapal zahro. Duduk, ber-AC dan nyaman.

Temen temen sempet kaget ketika melintasi kapal kayu yang sudah dipenuhi orang orang ngampar. Mereka mencemaskan diri akan bernasib sama. Haha.

IMG_2515-a

Not Bad, kan?

Dilengkapi TV, Sound System.

Dilengkapi TV, Sound System.

Continue reading

Yang baru di Bandung.

Bandung emang ga pernah ada habisnya.

Saya bersyukur di ‘depak‘ dari Batam ke Bandung oleh Ibu saya. “Mau kuliah dikampus manapun, yang penting di Bandung” Begitu pesannya beliau ke kami, ke-empat anaknya. Bandung itu tempat dimana saya pertama kali ‘lepas dari sangkar’. Meninggalkan rumah, dan memulai hidup mandiri. Pertama kalinya daftar kuliah sendirian (yes, sebelumnya, saya selalu ditemani oleh ayah saya), pertama kalinya hidup nge-kost sendirian (ya meskipun sering sekali dikunjungi oleh Teh Sinta yang kebetulan kuliah di Jatinangor), dan Pertama kalinya saya mulai mengais rezeki untuk menghidupi diri. Semuanya dimulai dari sini, Bandung.

Bandung salah satu kota nge-hits di Indonesia yang terkenal akan berbagai kulinernya yang enak, Wisata alamnya yang luarbiasa, fashion-nya yang berkembang, gaya hidup anak mudanya yang kece sampai ke kasus genk motornya. Dan saya, menikmatinya selama kurang lebih 3 tahun.

Mengikuti perkembangan zaman, Bandung pun demikian, selalu aja ada hal baru yang seru di Bandung. It’s why, saya memilih untuk kerja di Ibukota. Saya masih suka susah move-on untuk jauh jauh dari Bandung.

Baru baru ini, Om Emil (Walikota Bandung sekarang, red) membangun Taman Jomblo di bawah jalan layang Pasopati. Iyes, Taman Jomblo. Taman untuk Jomblo jomblo gitu. Aku mah ga pernah duduk disitu. #GengsiJomblo.

Yang lagi ngehits baru baru ini adalah;

Tebing Keraton

Pertama kali saya tahu tentang ini dari temen pejalan yang ngepost di Grup Whatsapp. Kemudian, saya berkesempatan mengunjungi pertama kali bersama Papa. Best partner of life. Bermodal googling, saya bersama papa selepas Shubuh menuju Tebing Keraton. Letaknya di ujung jalan diarah Taman Hutan Raya Juanda.

Tidak direkomendasikan untuk gembel gembelan (baca: ngeteng naik angkot + Jalan kaki). Jauh banget. Ga direkomendasikan naik mobil juga. Uda paling bener momotoran aja. Akses kesananya jelek banget soalnya.

Halo, Tebing Keraton

Halo, Tebing Keraton

Karena tempat ini sudah mulai nge-hits. Banyak penduduk sekitar yang ngeh. dan bisa nunjukin jalan, kok. Untuk tarif masuknya, masyarakat sini mematok harga Rp. 11,000,- untuk wisatawan domestik dan Rp. 76,000,- untuk Wisatawan asing.

Kenapa tempat ini seru?

Karena dari sini, kita bisa liat pemandangan ini.

Bandung dari Ketinggian

Bandung dari Ketinggian

Sejauh mata memandang hijau, sejuk & Gunung. Tebingnya kecil dan curam sekali. Kita harus hati hati dengan langkah kaki.

20140907_094819 copy

Karena lagi rame-ramenya diomongin, coba kesini pas weekday deh. Biar ga rame aja gitu. Lebih menikmati alamnya.

Pemandangan a long the way.

Pemandangan a long the way.

Bukit Moko

Ada lagi nih. Bukit Moko. Kalau di Tebing Keraton kita engga bisa menikmati dimalam hari, berbeda dengan Bukit Moko. Bukit ini bisa kita nikmati di Malam hari. Lampu lampu bandung akan terlihat dari sini.

Pernah denger Caringin Tilu? Saung makan yang dari situ bisa lihat kerlap kerlip kota Bandung. Nah, Bukit Moko ini jauh di atasnya. Jadi masih keatasnya lagi. Akses jalannya bisa di mulai dari Jl. Padasuka. Patokannya Saung Angklung Udjo. Dari situ, lurus aja terus keatas sampe mentok. Medannya ga lebih berat dari pada ke Tebing Keraton, tapi lebih curam. :’D Namanya juga perjuangan ketempat kece, ya.

Katanya disini bisa menikmati sunset, sayang, pas saya kesana, mataharinya diselimuti mendung. Jadi gagal gitu sunsetnya 😦

Halo dari Bukit Moko

Halo dari Bukit Moko

Ditempat saya berdiri untuk menghasilkan foto diatas, kita harus beli makanan warung gitu deh. Kalo cuma nongkrong doang, dikenakan biaya. hihihi.

Menggenapkan Diri

Menggenapkan Diri

Meja nya dibuat dari bebatuan gitu. Uniknya, karena ini hamparan luas, si pengantar makanan biasanya berteriak ditengah lapangan. “Atas nama Rendra”. Nanti yang namanya Rendra tinggal lambai lambai tangan aja. Yagimana ya, kan ga lucu aja nanti kita ketemu ga sengaja di WC misalnya, “Yang namanya Rendra, yaa” Eeeaaa.

20140906_174344

Kalau malam hari, mau lebih dekat dengan Bintang. Disinilah tempatnya. Menyepilah dan hening sejenak lah ditempat ini. 🙂

Saya yakin, Bandung akan terus berkembang disegala bidangnya. Terlebih dengan oke-nya pimpinan Om Emil untuk membangun kota Bandung. Dan saya, akan terus sering main main ber- Weekend Gateway ke kota ini.

Oh iya, hari ini bertepatan dengan Ulang Tahun Bandung yang ke 204. Happy Birthday. Sst.. Aku jatuh cinta berkali kali padamu, Bandung.

Mlaku mlaku Nang Yogyakarta

Yogyakarta adalah salah satu kota yang saya rekomendasikan untuk get lost. kenapa? Karena yogya itu seru banget, kota pelajar ini, punya banyak tempat yang bisa dikunjungi, makanan yang bisa di icip icip dan public transportation yang memadai. Menjelajah Jogja tidak cukup hanya 2 hari. Saya perlu sampai 3-4 kali bolak balik Yogya untuk bisa menginjakkan kaki disetiap tempatnya.

Apa aja yang seru di kota ini?

1. Wisata Candi

Aneh deh kalo ke Yogya ga mampir ke Candi. Candi kan khasnya yogya gitu. 3 Candi seru yang bisa dikunjungi di sini; Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Boko.

Perlu waktu lebih lama untuk bisa ke Candi Borobudur. Sekitar 1-2 Jam dari Yogya. Candi Borobudur terletak di kota Magelang. Aksesnya sih, harus sewa mobil kali ya biar lebih praktis. Biaya masuknya 30 ribu per-orang. + 7.500 untuk menikmati bus kelilingnya. Disini, kita bakal dikasih kain gitu yang diikatkan dipinggang. Walaupun sudah ga termasuk dalam 7 keajaiban dunia, Candi ini masih jadi tempat yang kudu kita datengin dan popotoan. :p

Image

Say hi to Borobudur!

Image

“Bicara pada Budha” Caption pict di Path nya Babang

Image

Tekstur gunung yang menyerupai orang tidur

Kejauhan harus menempuh jarak sampai Magelang? Yogyakarta kota juga ada candinya kok. Candi Prambanan. Candi ini terletak tak jauh dari pusat kota. Aksesnya pun tak harus menyewa mobil. Kita bisa menggunakan moda transportasi TransJogja yang kita naiki dari Malioboro. Selanjutnya, saya sarankan naik andong sampai ke pintu masuk. Kenapa? hemat tenaga, karena didalam kita akan berjalan lumayan jauh. Tarif masuk dan tarif mobil kelilingnya sama dengan Candi Borobudur. 🙂

Image

Candi Prambanan

Sudah puas mengelilingi Candi Prambanan, sekalian deh mampir ke Candi Boko. Candi ini tak jauh dari Candi Prambanan. Harga tiket masuknya sekitar 10ribuan. Ga sempet sunset-an di pantai, bisa dinikmati di area Candi ini. Berhubung saya belum kesempetan nginjek kaki di Candi ini, saya sertakan foto temen sebelah kubikel yang sudah pernah main ke Candi Boko.

Minta foto sebelah kubikel yang uda nginjek Boko :D

Candi Boko

2. Wisata Pantai

Tidak hanya terkenal karena Candi nya. Yogya juga dikenal akan ke-eksotis-an pantainya. Siapa yang tak kenal dengan Parangtritis. Kawula muda Yogya sering menyebutnya dengan Paris. 😐 Setelah Parangtritis, muncul-ah pantai pantai lain yang tak kalah bagusnya.

Membutuhkan waktu 1-1.5 jam untuk menggapai Pantai Parangtritis. Lebih efisien dengan menggunakan mobil pribadi/sewaan. Jarang public transportation soalnya. Sayang, saya mengunjungi pantai ini disaat mendung sedang melanda. Ke ciamik-an pantainya berkurang seiring tidak adanya matahari, langin biru dan awan putih. 😦

Pantai di Balik Bukit.

Pantai di Balik Bukit.

yogya-h

Pantai Parangtritis

Di Pantai ini, ada andong buat keliling, ada kuda juga yang disewain dan, ada mini ATV dong! yang kesemuanya bisa kita mainin di pinggir pantai. sambil kejar kejaran sama ombak! ~~~\o/

yogya-f

recomended to try!

Mini ATV! Ngeeeeenggg!!

Selain Parangtritis, saya berhasil ngegeret geret tuan rumah untuk ngajakin ke Pantai Indrayanti. Pantai bebas sampai berpasir lembut. Pantai Indrayanti terletak dibelah sononya Pantai Parangtritis. Agak sedikit lebih jauh dari Parangtritis. Disana ada bebatuan bebatuan gede kaya di Belitung! seru! 🙂 Ps. Tidak disarankan ke Pantai ini ketika bulan puasa. Pantai tanpa es kelapa seperti cikidaw cikidaw tanpa aweu aweu.

yogya-j

Pantai Indrayanti

yogya-i

Lagi surut 😐

yogya-k

I heart you \o/

3. Wisata Gunung

Candi, punya. Pantai, ada. Yogya juga ada wisata gunungnya! huwo. Sekali ke kota ini, bisa dapet macem macem. Adalah off road di Merapi salah satu kegiatan yang harus di coba kalo pas lagi main kesini. Sayangnya, tidak dianjurkan jika merapi sedang aktif ‘batuk batuk’. Off road di Merapi bisa pake 2 kendaraan. Mobil atau Motor. Sensasi serunya seperti main di Dufan. Badan pegel pegel kepentok besi mobilnya. Ga disarankan buat yang engga suka adventure. Ekstrim soalnya.

Let's do fun!

Nyetir sendiri? Ya engga-lah! Supirnya kan lagi disuru moto 😛

Berharap motor jadi Objek, malah jadi Background :)))

Letaknya di sekitar gunung Merapi. Aksesnya masih tetep kudu pake mobil pribadi/sewaan. Sewa mobilnya 250 ribu untuk kapasitas 4-5 orang. dan 100-150 ribu untuk motornya. Bisa nyetir sendiri, atau disupiri mas masnya.

Selain merapi, kita juga bisa mendaki seru ke Gunung Api Purba. Letaknya ga jauh dari bukit cinta. Bisa diakses pake motor pula \o/ perjalanan memakan waktu satu jam. Naik gunungnya, satu jam. Leyeh leyeh di puncak, satu jam. Turun gunung 45 menit. Kembali ke Yogya, satu jam. Hanya perlu 4 jam untuk menikmati kawasan ini 🙂

Gunung Api Purba \o/

Meski cuma sejam, medannya terjal.

yogya-r

Mencoba tetep semangat. ><

yogya-q

YOGYAAAAAA!

4. Body Rafting di Goa Pindul

Saya lupa kapan Goa Pindul ini jadi tiba tiba nge-hits jadi wisata di Jogja. Akhirnya, saya mengajak 2 orang adik untuk turut serta dalam trip Jogja. Disambut baik oleh Mas Wimbo dan Mba Tika yang menemani sekaligus menanggung akomodasinya. haha. Hamdallah. Disini, kita cuma tinggal duduk di Ban, dan menikmati indahnya alam. Belajar tentang stalaktit dan stalakmit. Main main air terjun dan Loncat dari ketinggian lumayan.

Disini ada 3 pilihan paket wisata. Seharga 30-40 ribu/paket. Bisa milih lebih dari satu. Kemarin, saya nyoba cave tubing Pindul dan cave tubing Oyo.

Tipsnya, jangan kesini pas long wiken. Saya kemarin pas bulan puasa. Sepi. Jadi khusyu menikmati alam. Akhir maret lalu, saya kembali ke wisata ini disaat long weekend. Crowded ampun. Ga kerasa liburannya 😦

yogya-y

yogya-x

Cave tubing Pindul

yogya-w

Cave tubing Oyo

yogya-v

Loncat di ketinggian 2m 😐

Menuju Goa Pindul, kita tetep harus menggunakan mobil pribadi/sewaan. Dari Yogya mengarah pada Wonosari. Ikuti jalan, sampai menemukan papan ijo bertuliskan Goa Pindul. Nanti akan ada tukang ojek yang mengantarkan kita ke tempat lokasi dengan cuma cuma alias tanpa bayar.

5. Pusat kota Yogyakarta

Udahan sewa menyewa mobil dan mengunjungi tempat tempat wisata yang jauh dari kota Yogyakarta. Sisa sehari sebelum pulang. Nikmatilah dengan berjalan jalan disepanjang jalan Malioboro. Banyak baju dan pernak pernik lucu yang bisa kita tawar sebelum membeli. Mampir sekalian ke Mirota Batik untuk kualitas yang lebih baik. Atau Pasar Beringharjo untuk bisa tawar menawar lebih lama. 2 tempat ini berada di lingkungan Malioboro. 🙂

yogya-z

Jl Malioboro

Masih punya waktu? Mainlah ke Keraton Yogyakarta. Bisa dengan menumpang becak yang berseliweran di sekitar Malioboro. Disana, kita berjalan jalan melihat keraton Yogya itu seperti apa. Lumayan banget jadi wisata sejarah. Mampir juga ke area Taman Sari. Tempat dimana dulu, selir selir kerajaan tinggal.

yogya-aa

Keraton Yogyakarta

Taman Sari

Taman Sari

Bertahanlah diarea alun alun ini sampai malam. Ketika hari mulai gelap. Coba deh, melewati dua pohon beringin yang ada di alun alun dalam keadaan mata tertutup. Rumornya, kita menyebutkan siapa pujaan hati kita dalam hati. Kemudian lewati pohon beringin tsb. Kalo sukses, maka kita akan berjodoh. Konon katanya sih gitu. Saya sih ga percaya ah 😛 Kalau kamu malu, main main aja disekitar situ, lumayan bisa ngetawain orang orang yang belok beloknya ga karuan. ihihihi.

yogya-ac

Mencoba peruntungan

Puas olahraga rahang karena ngetawain yang mencoba peruntungan. Nikmati keliling kota Yogya dengan naik sepeda berwarna warni ini. tarifnya sekitar 30-50 ribu per 15 menit.

yogya-ad

Tidak pernah ada habisnya membahas kota Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari kota ini candu seperti halnya Bandung memberi candu pada saya. Dalam 2 tahun terakhir, saya sudah mengunjungi yogya hampir sampai 5x. Tempat tempat yang saya ceritakan disini adalah hasil dari berkali kali berkunjung. Ya, tak kan cukup puas jika mengunjungi Yogya hanya waktu 2 hari.

Untuk kuliner, jangan pernah diragukan. Yogya adalah kota pelajar, dimana kita akan menemukan banyak mahasiswa mahasiswi kece. Tempat makan pun oke oke. Dari cafe sampai Angkringan harus kita coba. Next time, akan saya kupas juga kali ya, masalah kuliner dan oleh oleh Jogja. 🙂

Postingan ini, saya khususkan untuk Soulmate-nya saya yang baru saja menikah dan akan mengunjungi Yogya bersama suaminya. Silahkan dilihat, tertarik kemana. Let me know, pengen kemana, nanti saya bantui arrange tempat sesuai waktu yang kamu punya ya! 🙂

Solo Traveling, Why Not?

Saya memulai kegiatan traveling sejak bulan pertama berada di Jakarta, tahun 2012. Saya mulai dengan mengikuti salah satu agen perjalanan yang mengakomodir trip. Saat itu tujuan kita ke Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Karena masih newbie, temen temen banyak yang menolak ajakan saya karena itu akhir bulan, dan budget nya lumayan. 350 ribu. Jadilah saya ikut seorang diri. Pertama kali nyampe di Meeting Poin dan melihat orang orang bercengkrama bersama teman temannya, sementara saya sendirian, rasanya ingin langsung pulang. Mengingat uda terlanjur bayar dp separuh harga trip, niat pulangpun diurungkan. Cerita lengkapnya ada di postingan ini dan ini.

Bulan berikutnya, saya trip ke Karimun Jawa. Ditemani oleh Mba Yuni & Kak Wira, seseorang yang saya kenal di Trip Pulau Harapan ini. Bulan berikutnya saya trip ke Pulau Pari, yang masih ditemani oleh Mba Yuni. Bulan berikutnya saya ke Dieng, Wonosobo ditemani oleh Mba Ine, Kak Wira dan Mas Bombom, ketiganya saya kenal di Trip Pulau Harapan. Dipergantian bulan antara Juni dan Juli, saya DuoTraveling bersama rekan saya, Agung, ke Solo.

Setelah beberapa kali mengarungi trip rombongan sana sini, saya pun mulai kepikiran untuk ber-Solo Traveling. Mulailah pada bulan November, bulan dimana saya berulang tahun. Kota tujuan jatuh pada Kota Semarang. Dengan mengandalkan tiket promo, saya terbang ke Semarang untuk get lost disana. Namun yang terjadi, saya menemukan satu satunya teman seangkatan ketika SMA, dan berbaik hati mau nganterin muter muter. Maka, Solo Traveling kali ini, gagal 😦 BirthdayTrip nya baca disini deh.

Ditahun 2013, saya mulai tobat traveling perbulan. Saya mulai menjaga jarak 2 bulan sekali. Tapi kali ini pake pesawat 😀 Perjalanan dibulan pertama ke Negeri Laskar Pelangi. Tempat dimana (dulu) saya kira, hanya orang kaya yang bisa kesini. Ternyata orang kaya saya bisa juga nginjek Belitong, meski harus berbekal tiket promo. Promo dimana, pada akhir januari maskapainya dinyatakan pailit. ihihi  Trip ini bersama Mas Wimbo (temen yang saya kenal ketika di Pulau Harapan) dan Kak Febby (temen kantor saya)

Pada bulan Mei, saya kebagian rezeki untuk dapetin tiket promo ke Surabaya bersama Mas Wimbo dkk, kita mutusin untuk ke Malang. Dan kami memutuskan untuk mendaki semeru! iya, semeru! hooh, Ndaki gunung! Iya itu, gunung 5cm, mamam. Jadi gini, di pendakian itu, saya sendiri perempuannya. Satu satunya cewek. Diantara 8 orang lelaki. 😀 Ceritanya, simak disini.

Saya sempat menyelipkan #familytrip dibulan puasa. Ya, bulan puasa. Saya ngetrip di bulan puasa ke Yogya. Ke goa pindul. Ditemani oleh 2 orang adik, temen kost-an, dan Mas Wimbo Mba Tika yang berdomisili serta berbaik hati turut serta menemani selama ke Goa Pindul.

Saya kembali mulai memikirkan, kapan dan kemana akan ber-Solo Traveling, seperti cita cita saya dulu. Dibulan November, saya memutuskan main ke Madiun, selama perjalanan sih saya iya sendirian, tapi di Madiun saya langsung di jemput sama Mas Alif, temen kuliah jaman di Bandung. Dan berjalan jalanlah kami ke Pacitan. Setelah itu, saya minta izin untuk mampir ke Malang, nyekar ke Makam Mbah. Dalam perjalanan Madiun – Malang sih iya saya sendirian, tapi di Malang saya di jemput oleh temen SMA saya, Zein. Yang akhirnya mengantarkan dan menemani saya selama di Malang.

Somehow, saya bersyukur, kemanapun saya melangkah selalu saja ada teman yang dengan baik hati mau untuk menemani saya menjelajah. Saya harus bersyukur juga sekolah di SMANSA, which is, ketika lulus, anak anaknya pada kuliah ke seantero Indonesia, keuntungannya bagi saya yang suka jalan jalan gini, selalu ada teman ketika berkunjung. Tapi disisi lain, saya jadi kepikiran, kapan saya get lost nya? 😐

Secercah harapan muncul diawal tahun 2014. Saya berkesempatan mengunjungi Yogya untuk menghadiri undangan pernikahan. Sisa harinya rencananya saya gunakan buat get lost. Namun, lagi lagi Gagal. 😦 Saya kembali ditemani teman teman selama di sana.

Kesempatan itu akhirnya hadir di bulan berikutnya, Februari 2014. Saya mendapatkan promo ke Bali. Dan akhirnya, saya ber- Solo Traveling!

20140222_103158 copy

Terminal 1C – Bandara Udara Soekarno Hatta

Saya sempet nervous. Inilah perjalanan pertama saya tanpa orang yang akan menjemput di kota tujuan. Saya sempet deg-deg an ga jelas berujung pada menelepon ayah dan ibu untuk meminta doa agar diberi keselamatan dalam perjalanan. Kenapa Bali? Karena saya pengen belanja ke Joger. Dan pengen ke Ubud. Dulu pernah #familytrip ke Bali. Tapi ga sempet mampir ke Ubud. Berapa lama? 2 hari. Sabtu Minggu. Iya, saya sok kaya. Tiket pesawatnya 50ribuan kok sekali jalan 😉

20140222_130239 copy

Jalan Tol diatas Laut, cuma ada di Bali

Bali berubah! begitu reaksi saya ketika menginjakkan kaki di Ngurah Rai. Airport nya jauh lebih besar dari terakhir kali saya kesini. Sudah banyak makanan fast food disekitaran bandara. Saya berjalan kaki keluar bandara. Ngegembel cari taksi ceritanya. Dan.. perjalanan dimulai! *excited*

Dua minggu sebelumnya, saya sudah booking hotel via livingsocial. Salah satu hotel disekitaran Kuta, dibanderol harga Rp. 250.000,- semalem. Dan bersyukurnya saya, harga on the spot mencapai 3x lipatnya.

20140222_203803 copy

Yang paling murah Rp. 750.000,- 😐

Tujuan pertama saya setelah menaruh barang dan Sholat Dzuhur & Ashar adalah ke Joger. Yap. Agenda hari itu saya hanya ingin ke Joger. Belanja sendal dan pernak pernik khas Joger. Saya memutuskan untuk Jalan kaki aja dong dari Hotel, yang ternyata jauh nya banget banget. Antara 1-2 km. 😐 Saya dehidrasi dan kelaparan akut, sehingga memampirkan diri ke Warung Nasi Bu Andhika yang letaknya persis diseberang Joger.

20140222_184117 copy

Pelangi Setelah Hujan

Sebelum pulang, ada Pelangi cantik dilangit Bali. Kala itu, Jakarta sedang dirudung hujan deras dan bnjir dimana mana. Sementara di Bali, langitnya Cantik. Penyesalan saya hari itu adalah; kenapa saya ga sunset-an di Kuta! eerrrr. Lelah berjalan kaki ketika pergi tak akan saya ulang diperjalanan pulang ke hotel, untuk itu saya memilih naik taksi. Dan.. salah jalan. Harusnya Dewi Sri, saya menyebutnya Dewi Sartika ke Supir Taxi. Argo jadi dobel. >,<

Saya nyampe di hotel sholat Maghrib dan kecipak kecipukin kaki di kolam renang. Me Time banget. Sambil ngeliatin bule bule yang juga lagi berenang malem malem. Setelah Isya, saya berjalan kaki ke Khrisna yang alhamdulillah letaknya deket sama hotelnya.

Setelah itu? Saya ngendem di kamar nonton sinetron. Iya, nonton sinetron. Jauh jauh ke Bali saya malah nonton Sinetron di hotel di balik selimut. Mana waktu itu adegannya banyakan mewek pula, ya. Saya nangis aja gitu sesegukan menikmati alur cerita. :”))) Ya kapan lagi yeken, nonton sinetron di Hotel. 🙂

Untuk ke Ubud, karena saya sendiri, hasil googling, saya menemukan ada shuttle bus Kuta – Ubud. Untuk yang kearah Ubud hanya ada pada pukul 6 pagi dan 10 pagi. Karena pengen leyeh leyeh bangun agak siang menikmati empuknya spring bed hotel, saya memilih untuk berangkat pada pukul 10 pagi.

20140223_093120 copy

Legian Street

Jangan berharap busnya seperti Damri dari Jakarta – Bandara Soetta. Nyaman dan Ber-AC. Busnya sederhana, Bus ber-AC Alam (baca : berjendela terbuka). Seperti bus Damri non AC Bandung – Jatinangor. Haha. Atau kaya kopaja kopaja di Jakarta. Isinya mayoritas bule yang bawa tas gunung segede gede gaban. Jilbaber? cuma saya doang. Sering disapa dengan, “Malaysia ke?”

Saya menikmati perjalanan. Memandangi pemandangan, sampai akhirnya angin sepoi sepoi membuat saya tertidur sempurna. Kuta – Ubud menghabiskan waktu 1,5 Jam. Poolnya di Ubud dekat sekali dengan Monkey Forest. Saya memilih untuk update path saja tepat di gerbangnya. Saya sempet googling on the spot juga, intinya kalo masuk ke Monkey Forest, kita akan disambut sama monyet monyet. Ogah! Mana sendiri. Mau peluk siapa 😐

Saya mampir ke salah satu swalayan membeli ice cream, sambil menikmati ini..

20140223_113155 copy

Ubud Cerah!

Ice cream habis, saya berjalan kesekitaran. Melihat lihat. Masuk masuk ke tempat jualan jualan khas Bali. Mendatangi penyewaan motor, dan tidak berhasil menyewa barang sebiji. Full booked 😦 Cuaca yang cerah, dan badan pegal memanggul ransel, saya memilih untuk neduh di sebuah cafe.

20140223_125044 copy

is waiting for you..

Saya menghabiskan waktu selama 2-3 jam di cafe tersebut. Memesan segelas minuman dan sepiring kentang goreng. Berdiam menikmati ubud. Berdialog pada diri sendiri. Sesekali menunduk melihat gadget. Membaca buku. Melihat sekitar. Bule bule berlalu lalang. Pramusaji bekerja. Mengamati sekitar. Saya merasakan nyaman sekali. Ya, saya nyaman dengan diri sendiri. Bahkan ketika sendiri.

Kenyamanan saya terusik ketika jarum jam mendekati pukul 3 sore hari. Pertanda bus saya kembali ke Kuta akan segera berangkat. Saya meninggalkan Ubud dengan penuh rasa cinta dan bermimpi suatu saat akan kembali lagi.

Flight schedulle saya kembali ke Jakarta pukul 8 Malam WITA. Saya menyempatkan diri untuk berjalan jalan disekitaran Kuta. Kembali keluar masuk toko dikiri kanan jalan. Sampai akhirnya perjalanan saya berujung pada pantai Kuta. Kembali mengamati sekitar. Bule bule berjemur. Penjaja kain bali. Orang orang yang berputar putar di udara pake semacam parasut.

20140223_182221 copy

Kuta Beach

Sunset gagal ketika mendung mendadak mengusik matahari yang ingin tenggelam. Saya bergegas ke Bandara. Jalan Kuta mulai padat kendaraan oleh orang orang yang baru saja mencoba peruntungan menikmati Sunset.

Saya nyaris tidak melakukan percakapan berarti selain dengan resepsionis hotel, supir taksi, satpam hotel dan resepsionis shuttle bus. Selebihnya, saya berdialog pada diri sendiri. Rasanya? menyenangkan. Get lost sendiri itu candu. Saya ingin lagi. ingin lagi. Ya paling tidak, sekali seumur hidup, cobain deh. Kamu bakal ngerasain gimana survive ditempat asing. Gimana harus bisa mengambil keputusan ketika dihadapkan oleh beberapa pilihan. Gimana bertanggung jawab ketika pilihan yang kamu ambil salah. Gimana senangnya, ketika apa yang kamu pilih benar. Gimana serunya bisa bilang, “Aku ternyata bisa juga ya, hidup sendiri”

Epilog

Saya memandang keluar lewat jendela pesawat ini. Para penumpang satu persatu memasuki pesawat. Pragumari sibuk membantu menyiapkan bagasi kabin. Dalam hati saya bergumam, “Iya sih, lagi solo traveling. Tapi kok ya ngerasa sendiri banget gini. Ga ketemu dan kenalan sama siapa siapa.” Saya kembali membaca sebuah novel “Project Happiness” yang baru saja saya beli di Bandara.

“.. kepada para penumpang, diinformasikan sesaat lagi pesawat ini akan lepas landas dari Bandara Ngurah Rai, Bali. Harap membuka penutup jendela. Gunakan sabuk pengaman. Untuk alasan keselamatan, lampu di kabin akan dimatikan..”

Saya menghela napas panjang. Menutup buku. Mencoba memejamkan mata sampai pesawat ini benar benar lepas landas. Menoleh ke penumpang sebelah, mata saya terusik oleh si Bapak yang mengeluarkan bundelan kertas bertuliskan ‘SKENARIO PARA PENCARI TUHAN 7 Episode 1″. Saya mencoba menoleh lebih jauh ke muka si Bapak. Berusaha mengingat, apakah beliau salah satu pemainnya. Pemain sebagai apa.

2 menit kemudian, si bapak mengajak saya berbincang bincang. Kami terlibat percakapan yang menyenangkan. Setidaknya saya beberapa kali tertawa. 10 menit sebelum landing. Beliau menyerahkan naskahnya pada saya, “Suka baca, ya? Mau baca ini?” Ujarnya sambil menyerahkan bundelan kertas tersebut. “Bapak, pemainnya?” tanya saya akhirnya. Rasa penasaran harus dituntaskan sebelum berpisah. “Bukan, saya sutradaranya.” jawabnya enteng.

Saya membaca halaman demi halaman naskah PPT. Sesekali tertawa ketika membaca bagian lucu yang selalu jadi daya tarik sinetron tersebut.

Save aja nomer saya. Kalau kamu mau, mampir aja ke lokasi syuting. Nanti saya kenalkan pada temen temen pemain PPT.”

Malem itu, saya diantar pulang oleh Sutradara PPT dan penulis skenario bajaj bajuri dan Suami suami takut istri yang kebetulan rumahnya searah dengan jalan ke kost-an saya.

3 minggu kemudian, saya berkeliaran disekitaran lokasi syuting untuk bertemu dan belajar arti dari syuting sinetron itu seperti apa. Bapak yang baik hati itu selalu bilang pada setiap orang, “kenalkan, ini Nia, saudara saya dari Batam.”

Dear Allah, thankyou untuk pengalaman luar biasa kali ini. Dan hey Jakarta, lagi lagi kamu menggemaskan!