Pada tanggal 12 Desember 2015 kemarin, saya baru saja menyelesaikan One Day Fun Doing Fun Batch 4 Di Yogya. Ada satu moment yang membuat saya nyesek.
Kala itu, kakak-kakak dan Adik-adik sedang ditugaskan untuk membuat yel-yel. Adalah kelompok Bebek ketika dipanggil untuk maju, tak satupun kakak-adik nya maju, salah satu Kakak mencoba memberi kode kepada saya, untuk tidak dulu dipanggil berulang ulang, ‘adiknya ngambek’ bisiknya. Saya dekatilah adik yang katanya sedang ngambek ini. ‘kenapa?’ tanya saya meminta konfirmasi.
Aul namanya. Ia adalah anak yang percaya diri dan sangat sensitif. Di games yang pertama, kakak kakak ini diajak untuk bermain dengan media Balon.
Di games ini, Aul mengajukan diri menjadi ketua. Ketika games usai, ia memegang balon yang sudah tidak lagi digunakan, sampai tiba-tiba salah satu temannya iseng memecahkan balon yang sedang ia pegang. Sejak itu, pundung-lah Ia.
Ketika sang kakak memberikan contoh yel-yel; si Aul enggan mengikuti. “yel-yelnya kurang panjang” ujarnya pelan. Sang kakak pun mencoba mengoreksi yel-yelnya dan kembali memeragakannya. “Tapi aku ga suka bebek”, ujarnya lagi. Zonk! Zonk! Zonk! 😀
“Yauda, Aul pengen nama kelompoknya apa? Kami semua ikut kata Aul deh.” Saya mencoba menengahi. “Terserah mas Budi aja” jawabnya lagi. Mas Budi adalah teman satu panti asuhannya yang kebetulan satu kelompok dengan Ia. Saya datangi deh Mas Budinya, “Mas Budi bikin nama kelompok, dong. Aul ngikuti Mas Budi soalnya.” Bujuk saya. “Terserah aja”, Mas Budi menjawab males-malesan. LHAAA, IKI PIYE?! hufh. Kemudian, saya memilih untuk melipir dari kelompok mereka 😀 😀
Kegiatanpun berlanjut, saya tidak lagi menghiraukan Aul. Tapi di beberapa kesempatan, kakak-kakak selalu menyebutkan nama Aul jika sesekali MC bertanya, ‘siapa yang berani kedepan?’
Sampai akhirnya, saya tahu, bahwa Aul adalah anak pertama yang diasuh oleh Panti Asuhan yang kami ajak jalan-jalan ini. Ia tidak tahu siapa ayah dan Ibunya. Dan diumurnya yang sekarang menginjak 8 tahun, Aul sedang sering-seringnya bertanya; “Abi, aku kalau pulang kemana? Aku ga punya rumah.”
Semenjak tahu cerita itu, saya yang tadinya berencana merayakan tahun baru diluar kota (Banyuwangi/Bali/Lombok) dalam semenit memutuskan untuk Pulang. :’)

Kak Dhiana, Maafkan kakak ter-crop. Untuk lihat lebih detail bisa disini. Dan Aul, terimakasih hari itu telah menginspirasiku untuk memilih Pulang.
Disaat sekarang (mungkin) saya sedang galau-galau nya ngelihat temen-temen yang satu persatu menikah dan menimang momongan, malah ada teman saya yang sedang dan sudah memiliki 2 anak, nun jauh di Yogyakarta sana, masih ada yang galau mau pulang kemana.
Ya, Rabb. Ampuni saya. Ampuni.
Maka, Nikmat Tuhan Manakah yang kamu dustakan?
Pingback: Hadiah untuk Mama. | Alania
Pingback: Hallo, 2016 | Alania
Pingback: 5 Makanan yang patut dicoba Di Tiban Center | Alania
Pingback: [Charity Lovers] One Day Fun Doing Fun Batch #6 Goes to Garut. | alaniadita