Berbagi di Bulan Dana PMI

13 tahun yang lalu saya berada dibarisan paling belakang disetiap upacara bendera. Saya bertugas sebagai anggota jaga mewakili dari anggota PMR. 5 tahun berikutnya, saya masih menjadi anggota PMR dalam balutan seragam putih abu-abu. Ya, saya betah menjadi anggota PMR selama 6 tahun.

Keinginan jadi dokter kecilkah? Atau bercita cita kelak akan menjadi dokter? Tidak keduanya, motivasi saya ketika itu hanya ingin berada dibarisan paling belakang ketika upacara bendera tiba. Mengantarkan teman yang kebetulan sakit karena tak sarapan ke UKS, kemudian curi curi istirahat di UKS sampai upacara usai 😀

Namun, seiring latihan yang sering saya ikuti, saya pun mulai tertarik dengan materi yang diajarkan. Minimal, bermanfaat untuk lingkungan sekitar saya, teman sekelas & keluarga. Ada 7 prinsip palang merah yang sampai hari ini saya hafal diluar kepala, yakni;
image

Pelatih saya mengajarkan cara mudah untuk menghapalnya; Manusia Sama Netral Mandiri Sukarela Satu Semesta. Sehingga, jika kami ditugaskan untuk menjadi pembaca 7 prinsip dalam acara kemah, kami hanya perlu menambah awalan Ke- dan akhiran –an disetiap katanya.

Kemanusiaan adalah ekspresi motivasi kita. Kesamaan mengarahkan cara kita melayani masyarakat yang sangat membutuhkan, sembari menjaga Kenetralan dan Kemandirian setiap waktu. Gerakan di bentuk atas dasar Kesukarelaan. Kesatuan dan Kesemestaan menjadi jangkar aksi lokal kita dalam solidaritas global.

Karena sering dilafalkan selama 6 tahun, prinsip ini terbawa dalam hidup saya sampai hari ini. Ketika menginjak bangku kuliah, secara refleks saya turun langsung untuk mengajar di Sekolah Luar Biasa. Mengajari teman-teman yang tuna rungu untuk belajar komputer.

Mengadopsi bagian Manusia Sama Netral. Karena kita sama sama hanya manusia biasa yang seharusnya tidak berbeda. Sama sama bisa belajar, sama sama bisa menjadi mampu.
Ketika pertama kali Bekerja, ketika itu pula saya untuk pertama kalinya melakukan donor darah. Ketika itu, saya belum cukup mampu dalam finansial, sehingga tidak bisa menyumbang dana. Dan belum bisa memberikan cukup waktu karena saya sedang menjalani kerja dan kuliah secara bersamaan. Pada saat itu, saya belajar dan sedang mengamalkan prinsip sukarela. Darah yang Tuhan berikan secara Cuma-Cuma ini saya sumbangkan. 🙂

Sukses menggaet sarjana, saya memilih untuk hijrah ke ibukota. Tempat dimana saya akan hidup sendiri secara mandiri. Tanpa kakak dan saudara yang menemani. Saya sedang berusaha mencoba mengamalkan prinsip ke 4 dalam 7 prinsip palang merah, mandiri.
Kemudian, saya mulai menjalani hobi saya menjelajah negeri. Seringkali saya mendapatkan kesialan ditempat yang sedang saya singgahi/kunjungi. Namun, saya nyaris tak pernah merasa sendirian. Karena kita dalam wadah yang sama, satu semesta.

Beberapa waktu terakhir Negara kita sedang diuji oleh bencana alam. Ingat, bagaimana asap mengganggu teman-teman kita di Riau dan Kalimantan? Mereka krisis udara bersih. Semua orang turun tangan untuk membantu. Menyediakan masker, berobat gratis. Termasuk Palang Merah Indonesia-pun turut turun tangan.

Atau ketika banjir besar di akhir tahun 2012 di Jakarta, PMI pun turut serta membantu evakuasi dan pembuatan dapur umum. Atau ketika gunung merapi meletus di yogya, PMI juga terlibat penuh didalamnya.

Kenapa PMI melibatkan masyarakan luas? Karena PMI tidak berpihak pada golongan, politik, ras, suku atuapun agama tertentu. Dalam pelaksanaannya juga tidak ada perbedaan, mengutamaan korban yang paling membutuhkan segera untuk keselamatan jiwanya. PMI memberi dari dan oleh serta untuk rakyat. Kita membantu, untuk saudara saudara kita yang membutuhkan. Dari kita untuk kita.

Hanya sampai situkah peran PMI? Tentu saja tidak. PMI memberikan pelayanan kesehatan, pelayanan ambulance, pelayanan dukungan psikososial bagi korban terdampak bencana, pelayanan pemulihan hubungan keluarga, pembinaan generasi muda dan relawan, pengolahan air bersih dan sosialisasi serta diseminasi kepalangmerahan.

Namanya musibah bencana alam, ya. Tidak terprediksi, tidak diduga-duga. Dan ketika musibah itu datang, macam macam yang bisa terjadi. Dari kehilangan harta benda, kehilangan anggota keluarga, kehilangan kemerdekaan mengerjakan sesuatu. Untuk itu, rasanya wajib untuk kita saling membantu.

Ada banyak cara untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan bulan dana PMI  dengan tagline Ayo peduli bantu sesama ini, diantaranya;

Transfer Melalui rekening.An PMI DKI Jakarta Panitia Bulan Dana PMI provinci DKI Jakarta. BCA Cab Utama Thamrin (No rek: 206-38-1794-5), MANDIRI Cab Kramat Rayaw (No Rek: 101-00-17091945), Bank DKI Cabang Utama Juanda (No Rek:101-03-17094-7).

Donasi langsung pada box yang disediakan, di tempat-tempat umum.

BulanDanaPMI-a

Ini saya temukan di Mushola Gandaria City. Seneng banget ngeliat boxnya penuh begini 🙂

Menyelipkan donasi disela-sela beli tiket pesawat. Rp. 5,000,- saja 🙂

image

Donasi disela sela beli tiket

Terlalu berat? Jangan khawatir, karena PMI mempermudah dengan adanya sumbangan yang bisa kita salurkan di bioskop kesayangan anda. Selembar dihargai hanya Rp. 2,000,- saja. Bayangkan kita sama-sama bersama jutaan masyarakat Indonesia membeli ini selembar saja. Berapa rupiah yang rame rame bisa kita berikan ke Orang-orang yang membutuhkan 🙂

BulanDanaPMI-b

Bukti menyumbang yang saya dapatkan di Studio XXI, Gandaria City.

Terakhir, jika dirasa teman-teman belum mampu menyumbang dalam bentuk materi. Donor darah. Kita tak pernah memerlukan effort untuk mendapatkan darah yang mengalir di tubuh kita, kan? Gratis dari Tuhan.

BulanDanaPMI-c

Ayo donor darah!

Yuk semarakkan bulan dana PMI dengan berbagi. Happy-happy berbagi di bulan dana PMI! \o/

Bulan Dana Palang Merah Indonesia.jpg

2 thoughts on “Berbagi di Bulan Dana PMI

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s