Menikmati sajian kuliner khas Sumatera Barat

Apalah arti jalan-jalan tanpa sempat menikmati sajian kuliner khasnya, ya kan? Hal ini hanya tidak bisa saya lakukan jika sedang jalan-jalan pada bulan ramadhan. Diluar itu, saya sempatkan untuk icip icip makanan khas daerahnya.

Indonesia itu indah bukan hanya karena pemandangannya, tapi karena bahasa daerahnya, dan juga aneka makannya. Setuju dong?

Jadi, pas perjalanan ke Sumatera barat kemarin, selain hunting tempat untuk dikunjungi, saya juga nyari informasi makanan apa yang patut dicoba, secara ya, dimana-mana yang namanya restoran padang itu selalu ada ajaaa di seantero nusantara, dan (seringkali) jadi penyelamat rasa kalau lidah ga sreg sama makanan daerah πŸ˜€

Baca: 4 Pulau di Padang Painan, Sumatera Barat.

Karena kemaren jalan-jalan ke Padang sekalian dengan ngunjungin nikahan, ada beberapa jam makan yang dilakukan ditempat kondangan. Inilah beberapa tempat makan yang sempat saya datengin ketika di Sumbar.

Pical dan Lamong Tapai di RM Pical Sikai.

Pical Sikai.jpg

Menemukan rumah makan ini tidak sengaja ketika saya habis mencari mesjid untuk sholat ashar. Karena terlihat ramai padahal tempatnya tidak besar jadi penasaran. Lumayan buat ngisi perut waktu sore-sore juga, nyicipin deh.

Lamang Tapainya yang juara! Porsi pas untuk cemilan. Picalnya juga khas banget. Pantes aja awet dari 1948.

Roti Bakar, Soto Padang dan Teh Talua di RM Simpang Raya Jam Gadang

Ceritanya saya ‘terjebak’ di Jam Gadang pada malam hari. Kemudian, di area Jam Gadang itukan banyak banget ya, orang jualannya. Karena bingung, akhirnya mata tertuju pada satu tempat di pojokan. Namanya, RM Simpang Raya. Kelihatannya juga rame, yaudadeh, masuk kesana.

Disini, saya yang saat itu datang bertiga nyobain 3 menu. Teh Talua, teh khas dari sumbar namun kebanyakan ditemui di bukit tinggi. Dibuat dengan campuran telor mentah. Wuw. Roti Bakar yang garing-nya endeus di lidah. Sama soto padang yang porsinya cimut tapi cukup ngenyangin.

Sarapan Lontong Padang di Warung H.M.Zen

Karena mengunjungi Jam Gadang sore/malem hari itu ramenya ampun. Maka, kami kembali lagi ke area Jam Gadang keesokan paginya. Bener aja, sepi. Kemudian lapar, dan bingung mau sarapan apa.

Akhirnya kami kearah pasar, agak masuk kedalam-dalam. Nemu warung H.M.Zen yang lagi beberes mau buka.

Hamdallah, menemukan, lontong padang!

SONY DSC

Emang beda rasa makan ditempat aslinya sama di kota lain

Dan harganya juga masih sangat terjangkau, kalau ga salah ga sampe 10 ribu.

Sambil menunggu uda-nya nyiap-nyiapin, ada cemilan kesukaan yang masih hangat disajikan didepan mata.

SONY DSC

Bakwan!

Sebagai orang yang lama tinggal di pulau Sumatera, kangen banget sama bentuk bakwan yang begini. Biasanya dicetak di centongan untuk sayur. Jadi berbentuk begini bakwannya. Enaaaaak!

Ada alternatif lain sih, di area jam gadang ini ada banyak sekali Nasi Kapau. Namun karena pagi hari, rasanya terlalu berat kalau langsung makan nasi padang. Haha.

Sate Danguang-Danguang di sepanjang jalan Padang Panjang

Setelah puas ngelamun panjang, menikmati angin sepoi sepoi di Puncak lawang, kami bergegas mencari pengganjal perut di sepanjang jalan menuju Padang Panjang.

Baca: Puncak Lawang; Tempat yang jangan tertinggal jika sedangan Nge-Bolang

Disajikan langsung setumpuk, kami yang ketika itu sedang lapar, melahap habis saja semuanya. Ditambah dengan kuahnya yang hangat, taburan bawang goreng yang menggoda, semuanya ludes!

Di akhir, baru deh dikasih tau kalau, sate itu dihitung pertusuk bukan perporsi. Jadi sebenernya, it’s okay kalau nyisa. Ga akan ditagih. Muahaha.

Gulai Itiak Lado Mudo, Bukittinggi

Saya tinggal di Bukittinggi 2 malam, selama itu 2 hari itu pula saya bolak-balik ingin mencicipi Gulai Itiak Lado Mudo yang terletak di area Goa Jepang. Dan 2 kali itu gagal pula. Untungnya, nyasar ke Taruko Cafe, cukuplah mengobati rasa gemas akan tidak kesampaian.

Baca: Taruko Cafe; tempat nongkrong muda mudi di Bukittinggi

Nyampe Jakarta, penasarannya masih aja dong. Alhasil pesen by gojek. haha.

Itiak Lado Mudo.jpg

Well ya, karena ga sempet nyicipin di Bukittinggi jadi ga bisa compare rasanya. Antara yang di Jakarta sama yang di Sumatera Barat.

Ada yang pernah berburu kuliner juga di Sumbar? Apa yang enak, menurut kalian?

8 thoughts on “Menikmati sajian kuliner khas Sumatera Barat

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s