Setelah puas olahraga kaki main main di Objek Wisata Baturaden, keesokan harinya saya jalan jalan ke Pancuran Pitu. Kali ini ditemani oleh mbak Ana, teman yang semasa dulu pernah hampir traveling bareng ke Dieng.

Sebelum sampai di lokasi, kami berdua sempet mengalami insiden jatoh dari motor. Motor matic, dengan tumpangan saya membawa tas ransel segede-gede gaban, mungkin yang menyebabkan Mbak Ana kurang seimbang, mengakibatkan terjatuhlah kami. Beruntung, saya tidak kenapa-kenapa. Hanya Mbak Ana yang luka… di jidat. >,<

Pancuran Pitu agak sedikit jauh dari Objek Wisata Baturaden, dengan harga tiket masuk sama, Rp. 10,000,- saja.

Lantas, ada apa disini?

Ada air mengalir mengandung belerang yang konon katanya bisa menyembuhkan penyakit kulit. Hm, kenapa pitu? Karena mengalirnya dari 7 (dalam bahasa jawa disebut pitu) lobang.

Air yang mengalir ini adalah air hangat, lantas kenapa berwarna kekuningan? karena mengandung belerang.

Belerang ini banyak dijual disepanjang tempat wisata ini. Berkhasiat katanya. 🙂

Tidak hanya disini, kami juga sempet mengelilingi tempat ini yang ternyata oh ternyata, media untuk olahraga kaki (lagi). 😀

Udaranya dingin, airnya hangat. Perpaduan yang pas untuk saya kecipak-kecipukin kaki dan tangan.

Nah, ditempat ini saya menemukan pijat dengan balerang. Rupanya seperti ini;

Untuk tarif pijet kaki kanan & kiri hanya perlu membayar Rp. 10.000,- tambah tangan kanan & kiri Rp. 20,000,- paket sebadan-badan Rp. 40,000,-

Saya sempet ditawarin tuh, “Mba, mau di pijet?”

YAAA MENURUT NGANAAA!

Setelah ini muluskah perjalanan saya ketika pulang? Tidak segampang yang saya kira ternyata, kami harus..

..

..

nanjak terlebih dahulu 😐 *jebakan betmen*

Dan seperti kata pepatah, bersakit-sakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, saya pun puas banget ketika sudah sampai diatas, dan menikmati pemandangan alam yang ada. 🙂

Overall, weekend gateway di Purwokerto menjadi menyenangkan sekali setelah ke tempat-tempat berbau alam seperti ini 🙂