Desa Panglipuran, Bali

Desa Panglipuran1

Halo! Gimana-gimana, long weekend-nya?  Banyak orang sering nanyain, ‘Nia, long weekend, kemana?’ Saya jarang banget keluar kota ketika libur panjang. Terakhir libur panjang Februari lalu, rencananya pengen ke Bandung, Cipularang macet banget. Berubah haluan ingin ke Puncak, macet juga. Alhasil saya ke Bandung hari ke-2 naik kereta, dan dilanjut ke Cirebon. Dalam episode keabisan tiket kereta Bandung – Jakarta, tapi tiket Cirebon – Jakarta masih banyak. *alesan*

2 tahun yang lalu, saya liburannya pasti deh seminggu sebelum atau seminggu setelah long weekend. Tempat wisatanya biasanya sepi gitu 😀 Terakhir kali long weekend jalan-jalan sih Agustus 2015 lalu, ke Bali. Dan emang direncanakan secara matang, karena bawa rombongan keluarga dan teman-teman sedivisi.

Selain ke Pantai, kami menyelipkan satu destinasi lain di Bali, yakni ke Desa Panglipuran. Sebuah daerah Desa adat di Daerah Bangli. Jaraknya sekitar 45 km dari kota Denpasar. Hm, cukup jauh sampai bisa bikin kita tertidur di sepanjang jalan sih. Worth it dengan pemandangan yang kita dapetin. Memasuki Desa ini tuh, semacam masuk komplek resort gitu, rumah-rumahnya berjejer rapih dan cantik banget. Arsitekturnya oke. Teratur. Lingkungannya hijau. Ah, suka. 🙂

Berjalan disini, sesekali tuan rumah meminta kita untuk mampir, melihat rumahnya, menyapa dengan ramah. Kita dengan bebas boleh keluar masuk rumah kok, dengan sopan tentunya.

Kebetulan, kita tiba disana sekitar pukul 4 sore, dimana akan diadakannya ritual. Konon, desa adat ini emang sering sekali menggelar acara ritual seperti pemasangan & penurunan odalan, Galungan atau lainnya.

Sayang, ketika itu saya tidak masuk kedalam untuk melihat jalannya gelaran ritual itu. Alhasil ya udah deh ya. Foto-foto aja.

Desa Panglipuran2

Wefie!

Ketika berjalan didesa ini, semakin ke kanan, jalanan semakin menanjak, dimana paling atasnya ada tempat suci/pura yang terletak lebih tinggi dari pada bangunan yang ada disepanjang kiri dan kanan ini.

Desa Panglipuran4

Kok ya mirip Sybil-nya Zaskiamecca ya 😀

Saya sempet mengajak seorang anak untuk berfoto sebelum ia masuk mengikuti gelaran ritualnya. Namanya Ni putu bla bla bla. *tidak jelas pengejaanya meski saya sudah nanya sampai 3x*

Desa Panglipuran

Bersama Bli Tour Guide diskusi abis ini mau kemana.

Duh, jadi pengen kemBALI lagi deh. Yang abis long weekend, cerita cerita dong!

11 thoughts on “Desa Panglipuran, Bali

  1. Vivi Zulfiana

    postingan-mu bener-bener bikin kangen mBALI!!
    jalan malem sepanjang legian, adegan perahu mogok di pulau penyu (padahal tj benoa maksudnya), mampir GWK siang-siang, beli oleh-oleh di krisna, dsb…. huhuhu.. yuk refreshing bareng lagii ~

    Reply
      1. Vivi Zulfiana

        daaaan ketika memutuskan lombok menjadi outing pilihan taun ini, sayangnya aku ndak bisa ikutaan nii.. huhuhuhu..

        moga next tetep bisa ikutan dan kapaaan nge-trip bareeng diluar outing kantor? mau dong diajakin niaa** 😀 😛

  2. puput

    itu bukan cukup jauh, jauh itu 45 km, tapi klo liat dari foto2nya gak rugi banget deh apalagi lokasi foto pertama, kayaknya fotoable banget, buat taro di intagram bisa banget itu

    Reply
  3. mawi wijna

    Pas liat foto ada panjor-panjor di depan rumah warga itu aku sudah mikir, “mesti pas masa Galungan atau Kuningan” 😀

    Aku pernah ke Bali pas Galungan. Toko-toko pada tutup. Warung makan juga sama (kecuali warung Padang pastinya). Yang ramai ya di rumah warga. Pada pesta daging piggy. 😀

    Reply

Leave a Reply to mawi wijna Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s