Fakta-fakta tentang Nia

Memasuki Challenge hari ke-6; 5 Fakta Tentang kamu.

Seenggak-nya pertanyaan ini akan lebih mudah dijawab ketimbang pertanyaan tentang kelebihan dan kekurangan diri macam lagi assesment gitu. Jadi, inilah 5 Fakta Tentang Nia untuk menjawab tema menulis kali ini.

Tahun ini, berusia 28 tahun.

Sebagai anak kedua dari 4 bersaudara, saya memiliki 2 adik laki-laki dengan selisih umur 7 dan 8 tahun. Sering sekali saya ditegur oleh tukang parkir Indomaret karena suka peluk-peluk si Bungsu, “ga boleh pacaran” katanya. Muahahaha.

Atau sering ditanya, “Kok ndak dianter suaminya, Bu” oleh driver ojek online ketika saya di drop oleh Abang di kantor dimana ia magang.

Disangka pacar adik bungsu, dan disangka Istri Abang :)))))

Siblings

Pacar dan Suami? Yay or Nay?

 

Dan sering sekali ditanya, “kelas berapa?” bahkan pernah ditanya sama saudara jauh ya emang sik yang uda 8 taunan ga ketemu. Tapi mbok ya gimana yaa.

Duh, 8 tahun yang lalu ku juga uda lulus kuliah D2 kali XD

Semoga terus selalu usia 28 muka usia 17 yak!

Introvert & Ekstrovert

Teman-teman yang mengenal saya, pasti akan dengan mudah bilang bahwa kepribadian saya adalah Ekstovert. Saya dinilai mudah bergaul dan aktif.

Faktanya, Ndak demikian, sodara-sodara!

Saya pemalu. Suer! Apalagi untuk lingkungan baru dimana saya tidak mengenali siapa-siapa. Saya ndak bisa menyapa duluan. Saya memilih untuk diem di pojokan nunggu di tegor baru menanggapi XD.

Berkali-kali ikut Kelas Inspirasi dan Kopdar Blogger, nyatanya saya (merasa) ndak berubah. Haha. Saya pasif. Di Grup maupun didunia nyata.

Namun ya kalau uda ada yang dikenal, atau sudah bertemu lebih dari satu kali. Saya baru berani deh negur dan ngajak ngobrol duluan. Hehe.

Egois

Jaman pacaran dulu sering banget dikatain kalau ku egois. Pas dipikir-pikir, ada benernya sih. Hanya saja, perasaanku sih, ku menempatkan diri pada tempatnya. Wajarkan ya, ketika sudah lelah bekerja senin sampai jumat sampai lembur-lembur, beraktivitas kembali di weekend kesana kemari.

Mengikuti kegiatan sosial disana sini, ada kalanya dong ya memikirkan diri sendiri dengan melakukan apapun yang hati ini ingini meski harus abai pada perasaan orang lain.

Pernah dengar pepatah yang mengatakan, “kita menjadi diri sendiri ketika kita egois”. Maksudnya, disaat kita sibuk mikirin diri sendiri tanpa mempertimbangkan orang lain, disaat itulah kita sebenernya sedang menjadi diri sendiri. Jadi ga pura pura bahagia padahal mah sedih hati atau pura pura sedih padahal bahagia.

Tentang Kerjaan

“Kerja dimana? Jadi Apa?”

“Ngg.. Samudera Indonesia. Human Capital. Hehe.”

“Wah, ada lowongan ndak?”

KYAAK! Bagian Personalia, Human Resources dan Human Capital ini emang selalu identik dengan bagian Recruitment. Padahal mah, HC ndak melulu tentang itu. Huhuhu. Di kantorku sendiri, HC membawahi 4 Pilar.

  • Organization Development
  • Compensation & Benefit
  • Recruitment Selection
  • Industrial Relation

Nah, saya nih di Bagian Compensation & Benefit. Intinya tentang kompensasi dan benefit apa yang rasanya pantas untuk diberikan ke karyawan. Buat kebijakan tentang penggajian, bantuan perumahan, bantuan pendidikan keluarga karyawan, kesehatan, tanda simpati. Gitu-gitu.

Selain itu juga tentang analisa analisa data gaji karyawan kantor kita dibanding market, benefit yang perusahaan berikan sesuai ndak yang market beri.

Kalau mau nanya lowongan mah ya ke bagian RS, karena sungguh saya ndak pernah tahu kebutuhan karyawan di kantor itu bagian apa aja dan kualifikasinya gimana. Coba buka jobstreet dan web perusahaan aja, karena biasanya ada disana.

Kalau sedang mood-nya baik, biasanya ku fasilitasi dengan bertanya pada tim ‘tetangga’ terkait kebutuhan dan mengabari harus kemana mereka memasuki CV. Selanjutnya ya, ikuti prosedur recruitment.

Aku mah siapa kalau kudu menerima ‘CV Titipan’.

Kenapa Belum Menikah?

“Masih nabung, doain aja ya”

“Yauda, akad dulu aja, gimana?”

Ingin sekali kujawab, “duh, kalo akad doang dan itu di KUA yang gratis itu. you ga akan i undang, gapapa?”

Pertama, tabungan nikahku sudah lenyap seiring keputusan untuk membeli rumah. Kedua, ku punya orang tua sudah purna bakti dan ndak ada pemasukan tetap lagi. Means, kalo mau nikah dan bikin acara gitu, kudu nabung dari awal lagi nih. Iya, bisa dikomunikasikan dengan pihak lelaki. Tetapi. Ketiga, eh dilalahnya, bertemu sama seseorang yang sedang berjuang juga untuk mengembalikan “kapal goyang” keuangannya dan sudah lagi ndak bergantung pada orang tuanya.

Jadi, tanpa ditanya pun, kami sedang berjuang kok. Ku tahu “akad doang” bisa jadi solusi. Tapi ternyata ndak sesimple itu. Palagi untuk kami yang posisinya berjauhan. Ku dimana, keluargaku dimana, Beliau dinas dimana, orang tuanya dimana.

Berikanlah kami angin segar berupa, “Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan, keberkahan rezeki dan kelancaran sampai akhirnya hari itu tiba”.

2 thoughts on “Fakta-fakta tentang Nia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s