“Kamu mau apa atuh, biar resign?” Tanya Mama suatu hari.
Saya kuliah sambil bekerja. Gaji saya digunakan untuk menghidupi saya dirantau dengan sesekali ikut menyumbang biaya kuliah. Mama merasa bersalah akan hal itu. Beliau ngerasa bahwa saya seharusnya fokus kuliah tidak sambil kerja. Hanya saja situasi kala itu, saya tidak punya pilihan lain selain harus menambah penghasilan dengan bekerja.
Papa memutuskan pensiun dini kala itu, beliau dapat pesangon yang bisa dibilang lumayan. Mama ingin sekali saya ‘istirahat’ dan pulang kerumah di Batam.
“Nurul mau ke Bali.” Jawabku.
“Oke, kamu atur ya semuanya. Abis itu resign, ya!”
SEPAKAT.
Mama Papa dan Adik-adik terbang dari Batam ke Jakarta. Teh Sinta naik travel dari Bandung. Saya hari itu ada perjalanan dinas di Ibukota. Kami semua janjian di Bandara Internasional Soekarno Hatta.


Saya ga akan pernah lupa, momen dimana dalam perjalanan Gambir – Bandara dengan Bus saya telponin satu satu hotel di Bali. Literally satu satu! Saya lupa nomer tersebut darimana, ntah dari buku panduan traveling, ntah dari Google. Yang saya ga akan pernah lupa, sepanjang jalan tuh, saya halo-halo-in dengan minim pengetahuan itu hotel yang saya telponin lokasinya dimana.
Continue reading