Disability Awerness; Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten.

Jaman kuliah dulu, saya pernah dilibatkan menjadi salah satu pengajar komputer untuk penyandang Tuna Rungu. Waktu itu adalah titik awal saya mengenal tentang penyandang Disabilitas. Bagaimana merasa ‘asing’ sendiri diantara banyak penyandang Tuna Rungu. Alih alih merasa mereka berbeda, yang kerasa malah kita yang berbeda. :’)

Pada tahun-tahun pertama merantau di Jakarta, saya sempet menjadi salah satu perserta terpilih untuk event National Conference Disablity Awarness. Pertemuan nasional yang melibatkan 33 orang penyandang Disabilitas dan 66 orang non penyandang Disabilitas.

Dari situ saya belajar banyak hal. Saya belajar bahwa penyandang disabilitas orang orang yang fungsi organ tubuhnya tidak sempurna. Contoh; Tuna netra, orang yang tidak bisa melihat dengan matanya. Tuna Rungu, orang yang tidak bisa mendengar dan sulit berbicara. Orang berkaki satu. Orang tanpa tangan. Orang yang membutuhkan kursi roda untuk beraktifitas sehari hari. Kesemuanya di kategorikan sebagai pendis (penyandang disabilitas, red).

Ketika CSR Astra mengajak saya bekerja sama untuk Giving Back Society ke Yayasan Sayap Ibu Banten, langsung saya iyakan!

Yayasan Sayap Ibu Banten ada untuk penyantunan dan rehabilitasi Anak Disabilitas Ganda Terlantar. Kalau kita familiar dengan Panti Asuhan, yang menampung anak-anak yang terlantar. Maka, Yayasan Sayap Ibu Banten bisa dianalogikan seperti halnya Panti Asuhan. Hanya saja, anak-anak yang diasuh adalah Anak penyandang Disabilitas. Kebayang kan, di Yayasan ini banyak dijumpai kursi roda dimana-mana.

Dari YSIB ini saya belajar lagi bahwa Disabilitas tidak terbatas hanya pada Tuna Rungu, Tuna Netra dan Tuna Grahita. Masih banyak lagi jenisnya. Sebut aja misalnya Celebral Parsy dan Autisme.

Ngeliat anak ‘normal’ yang ga diurus sama keluarganya aja bikin sedih ya, anak-anak yang berada dibawah naungan Yayasan Sayap Ibu Banten ini yang berkebutuhan khusus (dan juga) diterlantarkan keluarganya 😦

Sama seperti Panti Asuhan lainnya, YSIB juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak. Banyak sekali peluang kontribusi yang dibuka oleh YSIB;

Sumbangkanlah Waktu-mu di Afternoon Volunteer.

Waktu saya kuliah dulu, saya jadi volunteer di SLB (Sekolah Luar Biasa)  setiap hari sabtu pagi. Pas disaat anak-anak sedang belajar ekstrakulikuler Komputer.

YSIB sungguh pengertian terhadap para pekerja yang ingin tetep meluangkan waktunya untuk berbagi. Maka, Afternoon Volunteer di Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten setiap hari pukul 05.00 p.m – 08.00 p.m

Afternoon Volunteer.jpeg

Play and share your love with our special children! #ImHappiestWhenImHelping

Memenuhi kebutuhan harian YSIB;

Jika kebetulan sedang berbelanja bulanan, atau kebetulan punya stock dirumah yang ingin disumbangkan.

Kebutuhan untuk Anak YSIB.JPG

Update per 1 September 2019

Kebutuhan untuk Yayasan YSIB.JPG

Update per 1 September 2019

Note:

Warna Hijau: Stock ada digudang namun tidak banyak

Warna Merah: Sangatlah dibutuhkan

Program menjadi “Orang Tua” Asuh untuk Adik-adik.

Ingin berpartisipasi dan merasakan jadi orang tua asuh juga memungkinkan sekali di Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten. Bisa dong dengan Donasi setiap Bulannya ke Bca 603 0306 072 an Yay Sayap Ibu Provinsi Banten

Kuy, Berbagi cinta untuk mereka dengan kebutuhan Istimewa! #SemuaBisaJadiOrangTuaAsuh

Patungan untuk membantu Pembangunan Sekolah Khusus Disabilitas. 

Jadi karena gerak adik-adik terbatas, YSIB mendatangkan guru guru untuk belajar ke Yayasan. That’s why, ada ruang belajar dan kolam renang terapi di YSIB. Namun, karena keterbatasan tempat, YSIB baru bisa menampung 22 anak dari total 480 anak binaan YSIB yang bisa belajar di YSIB.

Saat ini YSIB sedang merancang pembangunan Gedung 3 Lantai untuk Sekolah Khusus Disabilitas Sayap Ibu.

Tentu saja biayanya tidak sedikit, anggaran dana yang dibutuhkan sekitar 12 Milyar dengan estimasi pembangunan perlantai sebesar 4 Milyar.

Donasi Pembangunan Gedung.jpeg

Belum mumpuni untuk sumbangsih hal-hal diatas? Main-main ajalah yuk ke Yayasan. Ada beberapa kegiatan reguler yang dilaksanakan di YSIB. Seperti donor darah dan perayaan hari-hari besar seperti 17 Agustusan.

YSIB.jpg

Pengalamanku berkali-kali kesana, Adik-adiknya selain bikin kita belajar dan jadi bersyukur, suka megangin tangan tanpa mau dilepas :’)

Karena mungkin saja, yang mereka butuhkan sekedar perhatian. Jadi, ndak usah watir kalau bisa memberikan donasi uang, belum bisa berkomitmen pada waktu. Berkunjunglah sekali sekali, jika ada waktu. 🙂

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s