“Mik, mau ke Pahawang?” Sebuah whatsApp masuk atas nama Firda.
“Mauk.”
Yes, meski harus nunggu 2 bulan, saya berangkat juga ke Pulau Pahawang. Kenapa pengen? Pengen nyobain nyebrang ke Pulau Sumatera. As simple as that. 🙂 Biar salah satu resolusi 2015 nya terceklis gitu.
Seperti biasa, ini adalah trip Weekend Gateway saya menghibur diri melepas penat Ibu Kota. Dimulai dari Jumat malam dan berakhir pada Minggu malem. Rutenya akan seperti ini. Slipi – Pelabuhan Merak – Pelabuhan Bakahauni – Pelabuhan Ketapang – Pulau Pahawang.
Saya yang masa kecilnya akrab dengan kapal laut, tentu seneng banget naik kapal laut lagi. Kapal gede pula. Tadinya mau menikmati perjalanan, apa daya, lelah lebih menguasai jiwa. Tidur deh sepanjang menyebrang. Pukul 3 pagi, kami yang berjumlah kurang lebih 20 orang dengan sebagian besar diantaranya berpasangan, tiba di pelabuhan bakahauni. Disambut berbagai macam teriakan ala preman menawari kami untuk menaiki bus dan mobilnya. Calo calo gitu. Dan entahlah, logat sumateranya bikin saya serem.
Dari Pelabuhan Bakahauni, masih membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk sampai pada Pelabuhan Ketapang. Kita naik mobil APV, disetiri oleh supir Sumatera yang dengan wajah tak berdosa nya mengaku belum tidur, dan dengan bangganya meminta izin untuk menyalakan musik full dangdut disertai video perempuan menari menari berbusana mini. 😀
Pukul 7 pagi, kami tiba di Pelabuhan Ketapang. Mencari sarapan dan berganti baju karena agendanya akan langsung snorkeling sebelum mencapai Pulau Pahawang.
Melihat pemandangan disekeliling, membuat saya keingetan dan rindu Karimun Jawa. Dimana, laut berada ditengah tengah hehijau-an.
Saya ga nyangka, kalau Lampung punya laut secantik epik seperti ini. 🙂
Underwater-nya gimana? Banyaak ikan lucu lucu seliweran sana sini. Berhubung saya ga bisa doyan nyelem, jadi ga iso berbagi foto foto dibawah sana. 😀
Memasuki waktu makan siang, kami beranjak ke Penginapan di Pulau Pahawang. Pulau Pahawang ini adalah pulau lain selain Krakatau dan Kiluan yang bisa jadi tempat kita singgah dan berwisata di daerah Bandar Lampung. Pulau ini kecil, listrik masih di ‘jatah’, tidak ada kendaraan.
Bersih, kan? IYA! Pantai tepiannya bersih banget. Sepanjang mata memandang, bukit bukit hijau, langit nya biru bersih, awannya putih menggembul gembul. Mini surga 🙂
Setelah makan siang, dan sempat tidur siang. Kita hoping island gitu ke pulau pulau disekitar pulau pahawang.
Alam sedang berbaik hati, pagi harinya, dikasih sunrise yang kece banget. Walaupun sempet mendung dan hujan rintik rintik. Akhirnya, muncullah pemandangan ini..
Matahari mulai penuh keluar ~
Bayangin aja, di Pulau, ga ada sinyal, alamnya oke, sunrise-nya oke, no polusi, no deadline. -eh, saya lagi pas deadline sih. 😦 Nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan? 🙂
Saya yang emang pada saat itu lagi deadline payroll, emang sedikit ga tenang sih bawaannya. eyaa. 😀 Pengen cepet pulang. Pengen cepet nyampe Jakarta. Pengen cepet Kerja.
Sempet ketahan di Pelabuhan Ketapang selama 2 jam bikin saya jadi uring uring-an. Mana sinyal juga ga ada. Gemes banget bawaannya.
Terus nyesel, udah menggerutu gerutu pas Allah kasih kompensasinya ini..
Dan..
Iya, kita emang ga pernah tahu. Tapi Allah selalu tahu. Tahu kapan waktu yang tepat untuk kita mendapatkan sesuatu. 🙂
Setelah mengunjungi Nusa Tenggara Barat dan Menyebrang ke Pulau Sumatera, mau kemana lagi, Nia? Let will see!
kece bgd mbk pemandangannyaaaaa….
Iyaaaaa bgt
Pingback: Referensi Liburan untuk Weekend Gateway (2D1N) | alaniadita