Siapa yang hobi nabung? Berbicara tentang menabung, seharusnya kita budidayakan semenjak kita kecil. Waktu saya kecil dulu, saya suka menabung di celengan kaleng yang ada kuncinya. Kuncinya dipegang sendiri, kalo uda pengen banget beli sesuatu sampe kepikiran, dibuka sendiri 😀 Merdeka sendiri. Haha. Atau pernah juga, nabung di celengan plastik. Iya sih, celengan plastik ga ada kuncinya, tapi bisa dicongkel 😀 Ada yang suka begini juga, engga?
Saya mulai serius menabung yang benar benar menabung itu ketika merantau ke Bandung. Nabung absurd menurut saya. Menyimpan uang baru. Haha. Jadi, tiba-tiba aja saya jadi suka dan well, tergila-gila sama uang baru. Uang baru disini, uang yang tegak, seperti baru keluar dari Bank. Uang ini tidak saya dapatkan langsung dari Bank, melainkan dari kembalian belanjaan, atau dari temen yang kebetulan kelihatan mata sama saya.
Nah, karena ini agak susah, Nabungnya pun tidak di jatah. Ya, sedapat uang barunya aja. Tidak ada deadline.
Setelah 2 tahunan dibiarkan didalam tempat yang menurut saya aman, saya agak kaget ketika iseng iseng ngitung. Ternyata kalau dipendem, lumayan banget yaa. Saya pun mulai melirik menabung dengan cara lain, kemudian yang terlintas adalah; nabung uang receh! Idenya berasal dari temen kantor, yang gencar banget nanyain uang koin seribuan, untuk dipakai sebagai mahar. Setelah beliau menikah, saya tertular nabung dengan metode ini. Maka mulailah saya memisahkan koin menjadi 2 tempat. Untuk yang seribuan dan untuk yang lima ratusan. Kalau saya punya pecahan dua ratus dan seratusan, biasanya saya pisahkan dalam dompet kecil untuk pengamen.

Pecahan Seribuan
Teman dan adik saya pernah nyoba hitung-hitung koin seribuan ini. Jumlahnya sekitar 200 keping.
“Jadi, meski bokek pun nanti, masih bisa makan enak, ya, teh?” demikian adik saya menyimpulkan, yang tentu saya balas dengan senyum penuh arti.

Pecahan lima ratusan.
Setelah traveling selama setahun dengan tanpa tabungan sama sekali, ibu saya menyarankan untuk mulai serius menabung.
Saya mulai dari, daftar koperasi. haha. Alasannya simple, kalau terdaftar di Koperasi, setiap Idul Fitri tiba, kita dapet paket lebaran yang berisi Minyak goreng, syrup, kue-kue kering. 😀 Anaknya emang gampang tergoda sama sembako gratis begini. #AnakKosan.
Seperti konsep koperasi pada umumnya, kita menyimpan uang dengan 2 bagian; simpanan Wajib dan simpanan Sukarela. Nah, suatu waktu kita tiba-tiba butuh, yang bisa kita ambil hanya simpanan sukarela saja. Sementara simpanan pokok & simpanan wajib, hanya bisa diambil ketika ketika berhenti menjadi anggota koperasi.
Sampai suatu hari..
Saya kecopetan. Dan yes, semua ‘harta’ dalam dompet hilang. Termasuklah didalamnya, kartu identitas dan kartu ATM.
Setelah mengurus surat kehilangan ke kantor polisi terdekat, saya menuju customer service Bank BNI yang alhamdulillahnya satu gedung dengan kantor saya.
Ketika proses pembuatan kartu baru, saya iseng melihat brosur dari BNI yang tersedia di meja CS. Mata saya pun terpaku pada brosur, Tabungan Tapenas (Tabungan Perencanaan Masa Depan). Melihat saya yang termangu, Mas Enggal, CS saya ketika itu, mencoba menerangkan secara ringkas apa itu Tapenas.
Tapenas adalah simpanan berjangka, untuk membantu nasabah dalam hal perencanaan keuangan dan mewujudkan tujuan masa depan. Mekanismenya, kita bisa memilih nominal yang akan ditabung setiap bulan, mulai dari Rp. 100,000,- s/d Rp. 5.000.000,-, setiap tanggal 5, akan di autodebet secara otomatis. Jadi engga ada tuh, bolak balik ke Bank/ transfer atm. Suku bunganya akan ditranfser beserta seluruh tabungan ketika jatuh tempo. Mas Enggal tak sungkan memberikan simulasi perhitungan tapenas ini.
Mau tahu perasaan saya ketika itu?
Menyesal mengendapkan uang sia-sia (uang yang baru itu) selama bertahun-tahun. Coba aja di tabungin, bisa berbunga, kan? Ternyata benar, malu bertanya sesat dijalan. Setidaknya, saya merasakan itu ketika itu. Saya memutuskan daftar hari itu juga, tidak mau ‘sesat’ untuk kedua kalinya. 🙂
Setahun kemudian, rasanya sumringah sekali melihat tabungan di tapenas. Seperti yang seringkali disampaikan oleh para financial planner, nabung itu diawal, bukan disisain. Karena akan susah sekali menabung hasil sisa, daripada diawal sudah dialokasikan. Setuju banget.
Nah, baru baru ini, BNI baru saja meluncurkan program baru; Mengikuti perkembangan zaman era kini, BNI meluncurkan program #askBNI. Medianya? Twitter. Whoaah.
Caranya tidak susah, jika kita follow di @BNI46, secara real time, kita akan menerima Direct Message (DM) langsung dari team BNI. Panduan untuk kita bisa bebas bertanya apa saja via twitter.
Dengan adanya fasilitas ini, kita tidak lagi galau dihadapkan untuk nelepon call center. Tidak perlu lagi membuang pulsa telepon, cukup senyum senyum aja sama gadget, ketak ketik, dan informasi yang kita inginkan-pun akan kita dapatkan.
Kemudian, bagaimana jika informasi yang kita butuhkan tidak ada dalam hesteg yang disediakan? Kita bisa langsung mention akun @BNI46.
And voila, responnya cepat sekali. Tidak sampai 24 jam, tim dari @BNI46 akan merespon pertanyaan kita dengan baik.
Hmm, Jadi bulan lalu, saya tidak sengaja terpakai uang yang seharusnya digunakan untuk tapenas. Hal ini buat saya jadi mikir-mikir lagi untuk menabung dengan metode apalagi, sampai akhirnya saya memilih untuk nabung harian!
Nabung harian ini banyak ragamnya, ada yang bilang bisa 5 ribuan, 10 ribuan, atau 20 ribuan. Tapi saya tertarik untuk nabung sesuai tanggal. Jadi kalau tanggal 25, nabungnya 25 ribu. Kalau tanggal 1, nabungnya cukup seribu. Jika dihitung sebulan, bisa menghasilkan Rp. 496,000,- huwow. Emang bener ya, sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit. 🙂

Bela-belain cari tempat yang unik untuk nabung harian 😀
Pesan dari postingan kali ini, jangan sampai kejadian seperti saya, menyesal cuma karena malu bertanya. Jika mau bertanya, yakin deh, engga akan sesat di jalan. Silahkan nanya apa saja dengan menggunakan hesteg #AskBNI, bisa via Direct Message (DM) bisa juga lewat kolom mention. Sudah saatnya, kita menggunakan teknologi untuk menikmati fasilitas kece ini dari BNI. 🙂
Menutup postingan ini, saya kemarin hampir keselek ketika melihat timeline @BNI46.

Source : akun twitter @BNI46
Semoga jadi pembelajaran untuk kita agar mulai menabung secara rutin. Seperti halnya pribahasa, Malu Bertanya Sesat di Jalan, demikian juga dengan Males Menabung tidak akan untung. 😀
Yuk ah kita biasakan, berani bertanya dan tidak malas menabung!
nice posting niyaaaa…
tulisannya sangat informatif sekaliii…
terima kasih sudah menuliss…
jadi, sekarang ngga nyimpen uang baru dikamar lagi? :p
Semangaat menabung!! *iket dompet*
Ahahaa.
Nganu, masih teh.
Tapi kan diseimbangkan dengan autodebet. *ngeles*
Semangat Nabung.
dan semangat NgeBlog. EH? 😛
Nice post dear:)
against, jadi inspirasi lagi nih..
thanks yaa Nia :*
Aha!
Selamat menabung, Vivi Cantik.
(tetiba kangen disapa Hai Cantik, diruangan nih.) 😀 😀
Pingback: What’s on Your Bag – Alania