Mengelilingi bumi Sriwijaya dalam satu hari

Jujur saja, saya tidak suka ketempat wisata yang ramai. Dimana hendak mengambil gambar backgroundnya manusia. Hendak membeli makan, harus antri. Parkir susah. Ujung-ujungnya tidak menikmati. Dari awal-awal jadi backpaker, lebih sering liburan seminggu sebelum atau seminggu setelah long weekend daripada jalan-jalan ketika long weekend nya itu sendiri, meski konsekuensinya adalah nambah cuti. Lebih sepi dan bisa menikmati.

Suatu hari, karena tergiur tiket murah dan ingin ajak adik-adik Traveling ke Yogyakarta, maka liburanlah kami di bulan Puasa, caving Goa Pindul. Sepi dan menikmati. Dilain waktu, ketika libur panjang tiba, saya bersama teman-teman jaman SMA liburan lagi ke tempat yang sama. Yatuhan ramenya, kaya cendol! Semenjak itu saya berkeinginan untuk jalan-jalan lebih banyak di bulan Ramadhan. Biar sepi. 😀

Nah, tahun ini karena Pilkada. Timbulah libur Nasional, untuk karyawan yang jatah cutinya terbatas seperti saya, dan pas kebetulan tidak punya hak pilih juga di Ibukota. Jadilah saya kabur sehari ke Bandung. Cuma karena Libur Nasional, means di Bandung juga libur, jadi ya tempat wisata ga sepi-sepi amat.

Kabar baiknya, Pilkada Jakarta dua putaran! Itu berarti akan libur lagi. Meski, tanggal nyoblos diapit dengan 2 long weekend sebelum dan sesudah, toh saya tetap memilih liburan di satu hari kejepit ini. Long Weekend? Untel-untelan aja dirumah.

Pertama yang dipikirin adalah kabur ke Yogya! Namun, harinya mepet karena saya tengah dalam Payroll Period. Haram hukumnya ambil cuti ditanggal-tanggal segini. Sepertinya lelah jika harus pp naik Kereta Api. Iseng dong, biaya akomodasi jika pergi menggunakan pesawat dan pulang menggunakan kereta Api. Kemudian, dipikir-pikir lagi, ada ga ya pesawat kemana yang bisa lebih murah daripada pp ke Yogya ini.

Syaratnya satu, saya belum pernah ke tempat itu sebelumnya.

Ketemulah, Palembang!

Hari kerja dan tidak libur = tiket normal cenderung murah. Jarak tempuh hanya 50 menit. Ada diskon tambahan disatu situs yang baru saja launching untuk penjualan tiket. Plus, ada voucher 150 ribu hanya untuk rentang tanggal tertentu yang dilalahnya pas dengan tanggal yang saya mau.

Hanya 550 ribu rupiah saja untuk PP Jakarta – Palembang.

Meski hanya sehari, saya cukup santai untuk mengunjungi beberapa tempat. Baru memulai perjalanan ini pada pukul 10 pagi. Rental Motor Palembang cukup membantu perjalanan seharian ini. Inilah beberapa tempat yang dapat dikunjungi dalam satu hari;

Memulai hari dengan Pempek Beringin

Ragam Pempek.jpg

Kata orang, di Palembang itu menu sarapannya pempek. Karena belum terbiasa, saya memilih untuk makan pempek pukul 10 pagi. Setelah sarapan tentunya. Khawatir mules. 😀 Dan tempat yang dipilih adalah Pempek Beringin. Pempek Beringin ini ada dimana-mana di kota Palembang. Pempek tekwan, kulit, adaan, keriting, lenjer kecil, dan kapal selam sempet saya coba. Favourit di pempek kulit yang garing! Harga cukup bersaing, Pempek tekwan dibanderol seharga 20 ribuan dan pempek cimit-cimit 4500 per biji.

Mengunjungi Museum Balaputera Dewa dimana ada rumah Limas disana

Salah satu yang bikin ngebet buat ke Palembang ini sih. Foto Rumah Limas yang ada di uang sepuluh ribuan. Haha.

Membelah sungai Musi menuju Pulau Kemaro

Tahu dong sungai Musi di Palembang adalah sungai terpanjang di Sumatera. Saya baru tahu kita bisa nyebrang. Nyebrangnya pake kapal kayu. Saya kira bisa snorkeling gitu, boro boro. Airnya capucino. Muehhee.

Saya kira naik kapalnya bakal selow macam saya naik kapal pas hoping island di Kepulauan Seribu atau Karimun Jawa. Ternyata, hentakkannya duh. Bikin saya mules dan pengen turun aja. (?)

Kapal Nyebrang ke Pulau Kemaro.jpg

Menuju Kemaro

Sampailah di Pulau kemaro. Menurut legenda, ada seorang Putri raja bernama Siti Fatimah yang disunting oleh saudagar tionghoa yang bernama Tan Bun An pada zaman kerajaan Palembang. Siti Fatimah diajak ke daratan tiongkok untuk melihat orang tua Tan Bun An. Setelah beberapa waktu, Tan Bun An dan Istri pamit untuk pulang ke Palembang dan dihadiahi 7 buah guci, sesampai di perairan Musi dekat pulau Kemaro, Tan Bun An mau lihat hadiah yang diberikan. Begitu dibuka, isinya sawi Asin, tanpa berpikir panjang, seluruh guci dibuang ke Sungai. Tapi guci yang terakhir terjatuh dan pecah diatas dek perahu layar ternyata ada hadiah yang tersimpan didalamnya. Tan Bun An latah langsung lompat ke sungai untuk mencari guci-guci tadi. Seorang pengawal ikut melompat. Siti Fatimah pun ikut melompat. Ketiganya tidak lagi muncul dipermukaan.

Penduduk sekitar Pulau Kemaro sering datang ke Pulau Kemaro untuk mengenang 3 orang ini dan tempat ini dianggap sebagai tempat yang keramat. That’s why, selama di pulau ini nuansa merah terasa sekali. Mungkin karena Tan Bun An turunan Tiongkok kali ya.

Melihat museum Al-Quran terbesar di Asia Tenggara

Di Palembang, ada museum Al-Quran Al Akbar. Meski jaraknya lumayan dari Sungai Musi, sekitar kurang lebih 30-45 menit. Tapi worth it. Jujur saja, pertama masuk dan melihat Al-Quran gede gitu saya langsung bengong.

Alquran Raksasa.jpg

Diambil dari lantai 2

Tahu tempat ini dari atasan saya yang emang asli palembang. Kata beliau, jika hari libur tempat ini ramai. Beruntunglah, ketika kemarin saya kesana, Palembang kan sedang tidak libur. Muehehe.

Saingan saya adalah,

..

..

Ibu-ibu pengajian. #okesip. 😀

Apalah artinya ke Palembang, tanpa mencicipi Martabak Har

Saya pertama kali melihat papan Martabak Har itu di Bandung, kemudian di Jakarta. Tapi sampai sejauh ini sih belum nyobain. Sampailah pada supir taksi di Bandara menyarankan untuk nyobain, khas kota Palembang, katanya. Jadilah, sebelum nyore di sekitar Sungai Musi, mampir kesini.

Tanpa menanyakan apa-apa, pelayanan langsung menyiapkan 2 porsi Martabak Har. Sambil menanyakan minum apa yang hendak di pesan. Tempatnya tidak istimewa, seperti ruko-ruko biasa untuk ngopi orang jaman dulu.

Yang bikin unik, telornya yang tidak dikocok. Jadi kuningnya bulat disuatu tempat dan putihnya menyebar. Didampingi oleh kuah kari kentang dan sambel rawit kecap yang melengkapi penyajiannya. Enak!

Untuk satu porsi, dihargai 16,000,- sahaja. Nah ya, banyak sekali papan bertuliskan Martabak Har didaerah Sungai Musi. Konon katanya, yang asli itu yang ada gambar kakeknya. Seperti ini;

Menikmati Pempek dari Restoran Apung di Sungai Musi

Rencananya, akan menghabiskan waktu menjelang sunset di Restoran River Side yang ada di pinggir sungai Musi. Meski membaca beberapa review rasanya biasa saja, tapi view yang didapatkan setimpal.

Setelah menikmati Martabak Har, bergegas menuju Restoran River Side. Nah tadi, bapak yang mengendarai kapal ke Pulau Kemaro sempet bilang kalau, nanti akan ada yang jual Pempek memakai kapal di Pinggir sini. Yang tergambar diotak saya adalah penjual pempek yang nantinya bisa kami bawa pulang untuk digoreng/dimasak lagi.

Jadi deh, sengaja melewati pinggir sungai sebelah sini untuk jajan terlebih dahulu yang kemudian melanjutkan perjalanan ke River Side.

Dan ternyata,

..

..

Restoran Apung.

Restoran Apung.jpg

Bukan sekedar kapal apung untuk berjualan. Modal penasaran, tanpa ba bi bu, kami langsung aja dong naik kapalnya dan memesan satu tekwan serta icip-icip berbagai pempek kecilnya.

Soal rasa? ENAK BANGET! Sungguh lebih enak daripada makan di restoran kece yang pertama kali tadi saya nyobain. Terlalu menikmati situasi dan apa yang bisa dimakan disini membuat kami memutuskan untuk membatalkan makan di River Side. Haha.

Giliran bayar, saya kira ya setara harga resto lah ya, apalagi untuk keunikan sajian dan tempatnya. 1 porsi tekwan di hargai 6,000,- saja dan pempek kecil apapun jenisnya hanya 1,000,- per-potong. Semakin berbinarlah membayarnya.

Saya mesem-mesem terus sepanjang meninggalkan restoran apung ini. Selain rasanya, harganya pun bikin bahagia.

Menunggu lampu Jembatan Ampera Hidup kala senja mulai tiba

Jembatan Ampera

Kalau sedang siang hari, jembatan Ampera yang menjadi icon kota Palembang ini biasa aja sik. Kalau lagi beruntung, bisa dapet sunset seru dari atas jembatan itu. Kemarin, sayang saja terhalang mendung. Kami memilih mencari spot lain untuk duduk menunggu lampu ini menyala lalu kemudian cabut ke Bandara. Hehe.

Sebenarnya kalau sehari explore Palembang sih ya kurang. Di Palembang itu ada stadion yang gede dan bisa untuk tur. Semoga dikesempatan lain saya bisa ubek-ubek lagi. Sewa motor disini cukup membantu mobilitas. Konon, kalau naik angkutan umum semacam kopaja disini tidak aman. Taksi juga tidak sebanyak di Jakarta. Semoga informasi tempat-tempat ini cukup ya, untuk yang mau berkeliling sehari di Bumi Sriwijaya 🙂

Palembaaang.jpg

Advertisement

14 thoughts on “Mengelilingi bumi Sriwijaya dalam satu hari

    1. alaniadita Post author

      Mbaaa, iya!
      Trans Musi bagus bagus ya. Cuma karena waktunya cuma sehari takut ga kekejar kesana kemarinya, Mbaaak.

      Next time ku coba deh jajal Trans Musi nya 🙂

      Reply
      1. Tya

        Harus banget2 niih hehe. Tapi emang bener, kl pas jalan santay aja. Kl diburu waktu sih, bhayyy bisa ‘cuman’ ke 3 destinasi yg searah jalannya si TM

  1. wahyu eka arini

    Nia…fotonya makin keceh. Btw jalan sendiri itu? Mantabs… Aku juga ke Palembang pernah di hotel doang sempet nyobain 5 warung pempek aja dong. Gak sempet ke Pulau Kemaro. Itu PP kah Nia?

    Reply
    1. alaniadita Post author

      Padahal pake kamera HP aja dong, Mba. 😀
      Next Batch Citilink Linkers Academy Mba Rini harus ikutan yaaaa. Banyak ilmunyaa.

      Iya, Mba. PP.
      Share dong mba warung pempeknya apa aja.
      Kutadinya juga pengen jajal semua merk pempek disana, cuma waktukuuuu dikiiit anet.

      Reply
  2. Ata

    Niaaa, kamu ke Palembang ya? Itu kampungku hihi emang bener banget, pempek 1000-an bikin bahagia, rasanya gak kalah sama merk terkenal. :9

    Btw kalo transportasi umum udah banyak kok dan in shaa Allah aman. Ada Trans Musi, Gocar, angkutan kota juga aman. Asal gak pake aksesori berlebihan kaya toko emas berjalan aja. Hihi.

    Reply
    1. alaniadita Post author

      Wah.
      Rumah disana tah, Mba?
      Iyaa, aku suka banget mpek mpek murah namun enak di Restoran Apung itu. Bakal kesitu lagi kalo balik lagi!

      Trans Musi kulihat emang bagus2 ya, Mba. Mana sekarang palembang lagi pembangunan jalan layang juga, ya? Semakin hits, dan kusuka!

      Reply
  3. Suwardi

    Mokase banyak yuk, ajak kawan lainnya ke Palembang pake rentalmotor Palembang,
    Agek Kito naek ketek yang kecepatannya pelan.. Ayuk kemaren naek “speed boat” salah satu jenis transportasi sungai dengan kecepatan agak cepat, ada yang lebih cepat lagi tapi beda tujuannya hehehehe @rentalmotorpalembang

    Reply
    1. alaniadita Post author

      Ih sama-sama.
      Makasih ya, fleksible sekali dalam peminjaman. Dianter larut malam, dan mau menjemput di Bandara. Semoga lancar terus bisnisnya.

      Doakan bisa kembali lagi untuk berwisata kembali di Palembang 🙂

      Reply
  4. Pingback: Tenang Liburan, Tanpa Anyang-anyangan | alaniadita

  5. Pingback: Kaleidoskop 2017 | alaniadita

  6. Pingback: Referensi Liburan untuk Weekend Gateway (2D1N) | alaniadita

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s