Category Archives: Gili Trawangan

Aktivitas yang bisa dilakukan di Gili Trawangan

Gili Trawangan ibarat Kepulauan Seribu-nya Jakarta. Menginjakkan kaki di Lombok, alangkah tanggungnya jika tidak sekalian menyebrang ke Gili. Selain Gili Trawangan, ada juga Gili Air dan Gili Meno. Dari ketiga Gili ini, Gili Trawangan lah yang paling ramai dikunjungi para wisatawan untuk menginap. Sementara Gili Air dan Gili Meno hanya sebagai persinggahan jika kita memilih paket snorkeling.

Setahun yang lalu, saya hanya memiliki waktu sebentar untuk mengitari Gili Trawangan, ketika kemarin punya kesempatan kembali, saya jelajahi bener deh ini Gili. Jadi, kita bisa ngapain aja?

Snorkeling 3 Gili – Gili Trawangan, Gili Air & Gili Meno

Snorkeling.jpg

Dari Gili Trawangan, banyak sekali paket snorkeling ke 3 Gili. Untuk kamu yang tidak bisa berenang atau tidak ingin nyemplung, banyak sekali kapal glass bottom yang bisa buat kita ngintip keindahan bawah laut lewat dari kapalnya. Continue reading

Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat

Menuju Gili Trawangan dari Lombok, melalui Pelabuhan Bangsal. Akses kesananya, tidak ada public transportation. Bisa dengan mobil/motor sewaan atau dengan menggunakan taksi. Kalau Argo taksi dari kawasan Senggigi sekitar Rp. 130,000,- an. Ditambah retribusi pelabuhan sebesar Rp. 6.000,-

Ada 2 pilihan kapal menuju Gili. Kapal kayu dengan harga tiket Rp. 15.000,- per-orang dengan jarak tempuh sekitar 30 – 40 menit. Atau dengan menggunakan speed boat, seharga Rp. 100.000,- per orang dengan jarak tempuh 15 menit.

SONY DSC

Penampakan Kapal Kayu menuju Pulau Gili

Welcome Gili Trawangan!

SONY DSCGa pernah mimpi sih nginjekin kaki di Pulau ini. Dulu taunya cuma Lombok aja. Sempet ga jadi kenyataan nginjek lombok pas pertama kali ke Bali ditahun 2011. Pas dapet kesempetan ke Lombok 4 tahun kemudian, baru deh browsing browsing, baru deh tahu ada pulau Gili. Bela belain untuk nyempetin nginep disini walau cuma semalem. Dan menyesal. Menyesal karena kesini nya masih single. 😀

Setelah dijemput dan check in di sini. Kami yang sudah kelaparan, segera mengayuh sepeda untuk mengisi perut sekalian mengejar sunset.

Kayuhan kami terhenti ketika melihat bantalan ungu ungu lucu ini. Continue reading