Saya mengerti betul bahwa informasi mengenai Covid-19 sangat dinamis sekali, dari gejala-nya yang berubah atau bertambah, maupun dari cara penanganannya. Yang saya tahu, jikalau kita terpapar dan isolasi mandiri dirumah, maka akan ada petugas medis dari Puskesmas setempat yang mendatangi rumah dengan lengkap berpakaian APD level 3. Ini yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk memberi tahu lingkungan sekitar bahwa saya terpapar dan sedang isolasi mandiri.
Tujuannya ga lain ga bukan biar mereka ga kaget kalo tiba-tiba ada orang berpakaian APD lengkap masuk ke komplek kami. Nyatanya, itu tidak ada lagi. Eh, atau karena kami tidak bergejala berat (?). Jadinya, adik saya diminta lapor sendiri ke Puskesmas, pun kegiatan swab test berkala kami lakukan dengan kami yang keluar rumah.
Jadi begini, saya Swab Test PCR pertama kali tanggal 20 Juli 2020. Hasilnya positif. Saya memutuskan untuk isolasi mandiri dirumah. Adik saya (karena serumah dan kontak erat) baru dapet jadwal swab dari puskesmas 14 hari dari swab saya, tanggal 3 Agustus 2020. Namun, karena dia izin dari tempat magangnya karena alasan saya positif, kantornya berbaik hati meminta dan membiayai ia untuk Swab Test di RS Swasta dengan hasil 6 jam; Rp 3,500,000,-. Adik saya Swab Test pada tanggal 28 Juli 2020, hasilnya Negatif.
Continue reading