Mau ngelanjutin, postingan tentang Jobseeker kemarin ah. Setelah perjuangan mencari pekerjaan usai, masih ada badai berikutnya, proses rekrutmen. Pernah gagal? ya, pernah. Sering ga, ya? Ngg..
Masing masing perusahaan punya standart proses rekrutmen nya masing masing, kebanyakan mirip mirip, beberapa ada juga yang beda. Saya pertama kali ikut proses ini waktu di kantor pertama di Bandung. Waktu itu, boro boro mau googling/beli buku tips lolos psikotes/interview, saya lempeng aja gitu psikotest tanpa bekal. Bagian pertama, test logika aritmatika, ini berhubungan dengan hitung hitungan. Ditahap ini, saya sik ngerjain sebisa dan semampunya aja, kalo ga nemu ya, pake logika aja, angka angkanya ditambahin, dikurangin, dikaliin, dibagi sampai ketemu hasil akhir yg ada di pilihan jawaban 😀
Kemudian, test logika penalaran. Bentuknya yang kaya gini loh.

Sumber gambar dari sini
Saya sih ya, ngisinya pake perasaan aja. Sambil dikira kira. Sesekali kertasnya di puter puter. 😀 Kalo uda buntu, ya, pake prinsip mempercantik lembar jawaban aja 😀
Setelah itu, kita dihadapkan pada, analog verbal test, ini tuh yang perbandingan kaya gini; – wanita : kebaya = pria :
– a. sepatu b. baju c. topi d. jas. Ini mah ya kira kira aja mana yang nyambung ya.
Pernah di kasih kertas gede seukuran A3, yang isinya diminta untuk menjumlahkan angka dengan dibatasin waktu, engga? Namanya Kraeplien/Pauli. Pertama nya sih saya shock. Apa apaan ini, timbal balik pula. Kesini sini saya baru ngeh kalo buat ngisi ini, jangan terburu buru, sehingga yg terlihat malah nanti garisnya menurun. Semangat di awal gitu. Lantas? Kalo segaris lebih bagus? Engga juga. Segaris malah nunjukin kita flat gitu, sama bisa aja dicurigai curang. Isi aja sebisa nya semampunya. Garis naik turun dengan rentang tidak jauh katanya baik. 🙂 cmiiw.
Cukup berkutat dengan angka, selanjutnya gambar gambar. Buat orang yang tidak suka menggambar seperti saya, bagian ini menyiksa sungguh. Ada gambar 10 kotak. Gambar manusia utuh. Gambar pohon lengkap.
Selain itu juga, ada penilaian diri sendiri gitu. Yang nunjukin minat kita antara 2 pilihan itu apa. Ini mah jujur jujuran aja kan, ya. Ga susah lah.
Nah, satu bagian yang selama saya proses rekrutmen kerja cuma saya dapetin dikantor pertama ini adalah, kita disuruh ngarang, mau jadi apa 5 tahun kedepan. Sebagai orang yang suka nulis, nulis tangan apalagi, ini bagian paling menyenangkan. Dulu, saya nulis begini. Maaflah, itu nulisnya pas jaman alay. Jadi masih gitu. Etapi percaya ga sih, saya nulis itu tahun 2010. Sudah mau memasuki target 5 tahun. Apa yang saya tulis pada saat itu, nyaris semuanya menjadi kenyataan. s2 di ITB sik yang belum kesampaian. Doain dong. Saya akhirnya percaya, bahwa punya target jangka panjang itu perlu. Perlu banget.
Selama menuju 2 tahun di kantor pertama, saya beberapa kali kok nyoba apply di perusahaan lain, serta ikut proses rekrutmen nya. Gagal sih kebanyakan. hahaha.
Saya pernah ikut walk in interview di Bank BTN Syariah. Salah satu persyaratannya adalah mencantumkan surat kesehatan dengan tinggi badan minimal untuk perempuan 150 cm. Ketika itu, tinggi saya 147cm. Kebetulan, dokternya akhwat gitu yang ga mau banget bantuin saya memanipulasi surat dokter. 😦 “Kalau kamu pinter, kamu pasti lolos, kok” Begitu pesannya. 😐
Eh beneran aja, pertanyaan pertama ketika saya duduk didepan interviewer, bukanlah nama. Namun, “Tinggi badannya berapa?”. Gemes ga gemes ga? errr.. Ya, akhirnya jawaban yang keluar dari mulut saya adalah, “150cm, kalau pake heels 3cm” Ga boong kan? Ga boong kan? 😀 Kemudian, karena pada saat itu saya apply sebagai junior sekretaris, si doski nanya, “Bisa bahasa inggris?”. Ya refleks dong, jawabnya, “Bisa”. Sedetik kemudian dia ngomong pake bahasa inggris. Saya melongo. :)))) Saya jawab sih, walau terbata. 😀 Belum kelar sampe disitu, doski nanya lagi, “Apa yang kamu tahu tentang bank BTN?”, ai sumpahlah, lupa banget mau googling perusahaan ini tentang apa. “Ngg.. ini Bank yang tukang tagih iuran rumah, kan? Rumah saya pernah di segel ‘tanah dan bangunan ini diawasi oleh Bank BTN soalnya”. Dia tertawa. Saya terdiam. Nahan ketawa sambil berbisik dalam hati. “Bego lo, Nia”. “Bank BTN ini sama kaya Bank biasa. Kamu bisa nabung, bisa ditarik tunai juga di ATM. bla bla bla..”. Saya hanya ber Ooo panjang. kyaaak! *toyor diri sendiri* Jadi gaes, jangan pernah lupa untuk cari tahu, sejarah perusahaan tempat kamu ingin melamar. Inget ya. Jangan malu-maluin. Kaya Saya. Jangan.
Saya pasrah abis. Itu jadi interview paling malu maluin seumur hidup saya. Saya tidak berharap lebih. Boro boro berharap lulus. Dadah bye bye aja.
Sebulan kemudian, temen saya ngirim texting message via online; “Ni, ko lulus Walk in Interview kemaren, buka deh web BTN, ujian tulisnya lusa.” Ha? Lulus? Pas buka web nya, ternyata pengumumannya sudah 2 minggu yang lalu. Dan saya baru tahu h-2 sebelum test berikutnya. Mamam. Eh, ternyata, menjawab jujur itu bisa jadi poin kita lulus test loh, gaes. 😀 *joget joget*
Oke baik, akhirnya saya berada diruangan luas berkapasitas banyak untuk mengikuti test pengetahuan umum berjamaah. Pengetahuan umum ini terbagi dengan beberapa sub judul. Ada fiqih/tajwid juga didalamnya 😀 Soal yang ga saya sangka sangka; “Angin apa yang menyebabkan tanah di Cirebon tandus?” Angin apa? Ya mana saya tahu :p, “Siapakah pahlawan yang ada di uang Dua ribu rupiah?” kyaaaak. Saya ga se-care itu merhatiin uang. “Siapakah nama partner Steve Jobs dalam menemukan produk Apple?”. Hmm. Gini, saya tahu Steve Jobs penemu. Saya tahu produknya Apple, tapi kalo partnernya sopo, ya indak paham. :))) Eh tapi ga semuanya susah, sih. Atau sebenernya soal soal diatas ga susah? Cuma sayanya aja yang rada rada ga nyampe ilmunya. Beberapa pertanyaan yang sanggup saya jawab dengan yakin; “Siapakah pelopor ‘Alhamdulillah ya,’ dan ‘Sesuatu Banget?’. Yaaa Syahrini, dong! 😀 “Siapakah penulis dari Tetralogi Laskar Pelangi?”. Yaaa, Andrea Hirata dong!
Seminggu kemudian, saya dinyatakan gagal dalam test pengetahuan umum. hahaha. 😀
Kapok? Engga dong. Saya terus ikut ngeksis di Job Vaganza nya TransCorp. Jadi TransCorp kan punya beberapa anak perusahaan ya, kaya Trans TV, Trans 7, Es kirm Baskin Roubins, dll dll, kita bisa milih mau di perusahaan apa dengan jabatannya apa.
Tahapannya di mulai dengan TPU dengan jumlah peserta 13000 orang. Iye, tiga belas ribu. BTN yang ga nyampe seribu aja gagal, sok sok-an dengan lingkup yang lebih luas. 😀 Soal yang saya kerjakan ga jauh jauh beda, gitu deh, berbau sama informasi terkini yang sedang terjadi pada jaman itu. Ya beberapa saya bisa jawab, kebanyakan bikin saya menghela napas. if you know what i mean.
Kebetulan ada temen kuliah yang menjadi panitia seleksi dimana ia bisa mantau hasil test. Dan saya ketika itu dinyatakan lulus di test TPU. haha. Akhirnya kepintaran saya meningkat. 😀 Saya melenggang menuju test kedua, Psikotest test. Ya, mungkin ini mirip mirip lah ya, sama dulu psikotest di kantor. Eh taunya, beda banget lah. :))))
Soalnya lebih kaya gini;
Ani lebih tinggi dari Budi. Budi lebih pendek dari Rudi. Siapakah yang Paling tinggi?
Gampang, ga? Gampang kan? Tapi disuruh jawab 60 soal semodel dengan gitu dalam waktu tiga menit kan gempor juga, ya. Mana saya ini ga teliti, satu soal harus baca berkali kali baru paham. 😐
Atau, Hitunglah jarak terjauh dari deret huruf. Misal, a-e-z. Jarak terjauh dari e, adalah?
Jadilah, dalam ruangan saya paling bising melafalkan a-b-c-d-e-f.. sambil jari tangan menghitung mana yang paling banyak. hahaha. Untuk soal begini, sama aja. 60 soal dalam waktu 3 menit.
Saya keluar ruangan dengan penuh ketawa. Ketawa pasrah.
Eh beberapa hari kemudian, saya dinyatakan lulus dan bisa ikut sesi Interviewnya. Ini jauh diluar dugaan. 🙂 Waktu itu saya ngelamar di detik dan trans7. Bagian kru jalan jalan. hahha. Jadi, ketika diwawancara, saya mau kerja apapun yang berkaitan dengan jalan jalan. Padahal, lulusannya IT. Ya, ditolaklah dengan sukses.
Setelah gagal gagal itu, saya kembali menjalani proses rekrutmen dengan lancar di Jakarta.
Beberapa tips menghadapi segala macam proses seleksi ketika rekrutmen ala Nia;
1. Jujur aja apa adanya. Wabilkhusus untuk Surat keterangan sehat :p
2. Melek informasi. Ga harus selalu baca koran tiap hari, kok. Scroll2 timeline twitter aja tiap pagi pas lagi pup, bisa nambah nambah informasi apa apa aja yang sedang terjadi kok. 🙂 Ini untuk Test Pengetahuan Umum, ya.
3. Jawab apa adanya ketika sedang psikotest. Engga lulus dibagian ini bukan berarti kamu bodoh, kok. Itu berarti kualifikasi apa yang perusahaan cari belum sesuai dengan potensi diri kamu.
4. Ketika interview, jadilah diri sendiri. Anggap aja interviewer itu temen dekat kita. Temen yang lagi kita curhatin.
5. Jangan pernah nyerah. Ketika gagal, bangkit lagi, gagal, bangkit lagi. Gitu terus, sampai bangkit pun harus tertatih tatih. Percaya aja, semuanya akan berakhir indah. Jadi ketika hal indah belum terjadi, itu berarti belum berakhir. Lanjutkan terus 🙂
Kalo kamu? Kamu punya cerita seru selama proses rekrutmen, engga?