Tema hari ke-14, saya memutuskan untuk mengambil tema pengganti yakni tentang kota yang pernah ditinggali.
Banyumas, Purwokerto.
Saya lahir di Purwokerto. Disaat ayah saya sedang mengikuti dinas kantor. Bersama orang tua dan kakak yang lahir di Bandung 3 tahun sebelumnya. Kami sekeluarga hanya di kota ini selama 2 tahun. Kemudian ayah saya kembali mutasi ke..
Bandung.
Kembali ke tanah kelahiran ibu dan kakak saya. Ayah saya kembali bekerja. Mengulang lama waktu di Purwokerto, di Bandung pun kami hanya 2 tahun, sampai kembali terbit SK mutasi ke..
Lhokseumawe.
Lhokseumawe adalah kota kecil di Aceh utara disaat usia saya 4 tahun. Saya mulai sekolah disini, mulai kenal temen-temen main disini. Kami cukup lama tinggal disini, mungkin ya karena susah sekali menempatkan karyawan sampai pelosok aceh begini. Dikota ini mama hamil 2x. Sekali melahirkan bisa diusahakn ke Bandung, sekalinya lagi ya melahirkan dikota ini.
Selama 7 tahun kami cukup senang hidup dikota ini, sampai kemudian mulai deh ada rusuh-rusuh tentang GAM. Merasa tidak aman, ayah membuat surat permohonan mutasi ke Pulau Jawa. Kemana aja deh, yang penting ndak lagi di Aceh yang pada saat itu kondisinya kurang aman.
Surat Mutasi keluar merujuk kami untuk pindah ke..
Batam.
Kata mama, mereka berdua (beliau dan ayah saya) cukup kaget ditempatkan di kota Batam. Kota bagian dari Kepulauan Riau yang menurut mereka kala itu antah berantah. Mana pada saat itu belum ada internet, kan? Kotanya seperti apa isinya gimana, bener bener clueless.
Paling tidak, mereka sudah keluar dari kawasan Aceh. Tak apalah ditempatkan di Batam meski masih jauh dari harapan mereka yang inginnya di Pulau Jawa.
Disinilah akhirnya saya lulus SD. lulus SMP dan kemudian lulus SMA. Akhirnya punya temen yang awet dari jaman SD karena dari dulu kerjaannya berpindah-pindah.
Lulus SMA, mama meminta saya untuk kuliah mengikuti kakak saya yang sudah terlebih dahulu meninggalkan rumah ke..
Bandung
“Terserah deh apa kampusnya. Yang penting kuliahnya di Bandung” kata Beliau setiap saya menyebutkan perguruan tinggi negeri selain di Bandung. Saya ndak diizinkan untuk kuliah di Yogya, di Semarang, di Purwokerto. Meski swasta, harus di Bandung.
Jadilah saya kuliah di Bandung mengikuti inginnya Beliau. Saya sempet kerja sambil kuliah juga di kota ini.
Disaat papap pensiun dini, mamam meminta saya untuk pulang kerumah yang pada saat itu masih di Batam. Mama meminta saya untuk ‘istirahat’ sejenak dan resign kerjaan pada saat itu.

Alun-Alun Bandung
Kembali mengabulkan ingin mamam, sayapun mengajukan resign di kantor saya di Bandung. Kemudian mengutarakan ke orang tua bahwa saya ingin pindah ke..
Jakarta.
Iya, ibukota! Inceran saya untuk bisa mengumpulkan uang agar bisa jalan-jalan lebih jauh. Saya merasa semuanya akan lebih mudah kalau di capai dari Jakarta. Segala moda transportasi tersedia.
Pelan-pelan akhirnya Jakarta jadi kota love and hate. Benci karena macet. Cinta karena banyak sekali impian yang tercapai.
Setelah 4 tahun menjadi anak kosan yang taunya hanya membayar sewa, tanpa peduli naiknya harga listrik dan air. Mamam menyampaikan niatnya untuk ikut pindah ke Jakarta/Bandung karena adik-adik yang sudah mulai kuliah.
Kemudian ada waktu dan kesempatan, saya bisa memboyong mereka semua untuk tinggal di..
Depok
Rasanya ndak pernah punya mimpi untuk punya rumah di Depok. Haha. Setelah lulus dan kerja, bayangan saya ya rumah saya di Batam dan kalaupun akan punya rumah sendiri mungkin di Bandung. Siapa sangka, kan ya. Malah berjodohnya dengan Depok.
Tak apa. Saya bersyukur dikasih rezeki disini. Kumpul sekeluarga. Jadi tempat pulang semua anggota keluarga.
Terus, kalau saya ditanya dilingkungan baru dengan pertanyaan, “Asalnya dari mana?” sering sekali saya jawab dengan diem aja karena sedang males berbicara. Atau ya saya jawab runtutannya seperti tulisan di Blog ini. Haha.
Maka, hobi jalan-jalan pun ketahuan asalanya dari mana 😛
Wah hidupnya udah melanglang buana. Pasti banyak cerita seru baik suka maupun duka menjalani kehidupan seperti itu.
Iyaaaaa, ahha. Alhamdulillah 🙂
Udah dari kecil jadi Traveler. Bukan Traveler dadakan
:)))
Traveler ngikutin jaman gitu kata orang-orang, yak XD
Wah seru ini tinggalnya pindah-pindah pulau dan kota. Semoga berkah ya mbak dan jadi bakal jadi cerita bersejarah buat anak cucu hehe. Sekarang berarti pp kerja jakarta depok dong ya?
Aamiin, Mbaaaa. Bener PP naik krl macam yang rame-rame di sosmed. Kalo ada yang kejepit – kejepit di dalaem kereta, mungkin aku salah satunya. :)))
enak banget kak.. jalan2 udah “diajarin” sejak kecil hiihihii..
aku cuma Pekanbaru-Depok-Pekanbaru aja xD
Iya yaak. Tanpa disadari ternyata XD
Waaah, Pekanbaru. Eh ini Depok, Jawa Barat?
Nah lhooo kopdar kopdaaaar 😁😁
ayok, yuk! agendakaaan
iya kak.. Depok jawa barat. dulu kuliah di sana.. sekarang udah balik ke Pekanbaru wkwkw xD
ah kak sekar di depok juga kah?
Bogor. Deket laaaah 😀 yah udah pulkam yak
Pingback: “Asalnya dari mana?” — alaniadita – HOME