Amazing Marese di Lombok Selatan

SONY DSC

Setelah menimbang nimbang antara snorkeling di Gili atau kembali ke Lombok dan jalan jalan aja di Lombok, akhirnya kami memilih segera pulang ke Lombok 😀

Pukul 12.00 kami sudah sampai di pelabuhan Bangsal, dan memutuskan untuk menghampiri para penyedia mobil sewaan. Sisa waktu yang kami punya hanya setengah hari.

“Kalau aku mau ke Pink Beach sama Pantai kuta, bisa?” tanyaku pada segerombolan bapak bapak penyewa mobil ini.

“Wah jauh itu. Ujung ke Ujung.”

“Yauda deh, yang searah mana?”

“Pantai Kuta, Tanjung An, kalau mau”

Tak ingin membuang waktu, saya iyakan aja rute siang ini menuju Lombok bagian Selatan.Dengan ngawang ngawang disana ada apa aja. Yuwk.

Menuju Lombok Selatan dari Lombok Utara (baca: Pelabuhan Bangsal) membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Saya memilih untuk ngobrol banyak hal dengan si Bapak Supir yang entah siapa namanya itu. Berbeda dengan supir mobil sewaan di Bali, supir di Lombok itu cenderung tidak ramah. Menjawab sekenanya.

“Mau mampir di Desa Sukarare?” ujarnya ketika kami sudah memasuki lombok bagian selatan.

“Boleh”

Mobil diparkir. Saya, Febby dan Aisyah turun dari Mobil. Sukarare ini semacam kompleks buat orang nenun nenun gitu. Satu kain yang dikerjakan selama sebulan. Bisa juga kita beli langsung dari sini.

Aisyah sempat menyoba menjadi penenun;

SONY DSCSementara saya dan akak Febby, memilih untuk foto foto dengan background ini;

SONY DSC“Mau ke Desa Sade?” Tanya pak Supirnya lagi.

“Tempatnya sama seperti ini?” tanya saya balik.

“Iya.”

“Kalo gitu jangan deh. Hemat waktu, pak. Langsung ke Pantai Kuta saja, ya”

Si bapak pun segera mengarahkan mobilnya ke daerah Pantai Kuta. Ya, pantai yang namanya terkenal di Bali, ternyata ada juga di Lombok. Bedanya apa? Kalau di Pantai Kuta Bali pasirnya item. Di Lombok, putiih bersih. Pantainya juga biru hijau memukau. Dengan membayar retribusi sebesar Rp. 10.000,- kami bisa berwisata di pantai ini.

SONY DSCSONY DSCSONY DSCSONY DSCEntah kenapa, saya suka aja dengan pantai ini. Pasirnya lembur, pantainya biru hijau menyenangkan mata.

“Kemana lagi?” tanya si Bapak, ketika kami bertiga masuk kedalam mobil.

“Tanjung An, ya?” tanyanya lagi meminta persetujuan. Kami terdiam.

“Bapak tahu Bukit Marese?” Tanya Aisyah dari bangku belakang.

Jadi ketika kami masih di Gili, kami menerima foto di Grup Tim Pengajar dari teman teman sekelompok yang sedang main main di Bukit Marese. Pemandangannya epic banget.

“Bukit Marese? Ga tau saya. Ke Tanjung An, ya?” Ia menjawab rada ketus, dan ngotot untuk mengajak kami ke Tanjung An.

“Tanjung An pantai aja? Bosen ah, kalo pantai doang. Pengen ke Bukit Marese.” Ujar Aisyah lagi.

“Jadi mau kemana?” Tanya si Bapak mulai gemes. Dan saya hanya senyum tanpa memberikan jawaban.

“Yauda deh pak, ke arah senggigi aja. Bisa mampir ke tempat wisata apa. Air terjun air terjun gitu pak.” Masih di jawab Aisyah. Sementara mobil mulai mengarah ke arah senggigi. Berlawanan arah dengan Tanjung An.

“Ndak ada. Ndak ada Air terjuan searah senggigi” jawabnya mulai malesin.

Iiihh kesel. Ini supir kokya ga merekomendasikan apa kek. Ini kita turis gatau jalan loh. Mbokya atuhlah. 😐

“Pak, berhenti ke kiri dulu deh. Saya mau googling and phone a friend” Ujar saya akhirnya.

Setelah saya whatsApp sana sini, googling sana sini, diketahuilah bahwa Bukit Marese itu terletak di tepi pantai Tanjung An. Mamam kan 😀 Dengan tanpa rasa bersalah berdosa dan membuang rasa ga enak, saya menoleh ke si pak supir -yang-mukanya-bener-bener-tak-enak-lagi-untuk-dilihat.

“Kita ke Tanjung An deh, pak”

Kesel dong si Bapak? yaiyalah. Beliau dari tadi ngotot mau nganterin kita kesana. Kitanya ngotot mau ke Bukit Marese. Ehilalahnya bukit Marese itu ada di Tanjung An. 😀 😀

“YAMAAAAP YAAA PAAAKK YAAAA” *ngomong dalem hati*

Akhirnya kita kembali lagi ke Pantai Kuta, kemudian melewatinya. Menuju Tanjung An. Dengan membayar nilai retribusi yang sama dengan Pantai Kuta, kami memasuki plang Tanjung An. Ga lupa saya nanya sama si penjual karcis. “Bukit Marese, kemana, ya?”

Dan ditunjukkan lah bukit ditepian pantai.

YES, AKHIRNYA!

SONY DSC

Menuju Marese. Ahey!

SONY DSC

Bukit di tingkatan pertama. Eceknya sih, Bukit bayangan lah ya 😀

Huaaa. Baru sampe bukit bayangan nya aja, kokya aku uda seneng banget. Lagi dan lagi hamparan biru hijaunya ngegemesin. Ditambah dibawah bule bule berenang dengan baju ala ala bule gitu, kan.

“Yok, naik lagi” Ajak akak dan Aisyah, kemudian.

SONY DSC

Melewati rawa rawa dulu XD

SONY DSC

Mendaki di hamparan hijau.

Setelah sampai diatas. ditempat paling atas, mau tahu pemandangannya kek apa.

Mau tahu?

Mau?

TARAAAAAA!

SONY DSC

Huaaaaa. Subhanallah. Cantik Banget!

Menggeser kepala ke kanan sedikit dari foto awal. Pemandangannya gini;

SONY DSC

HOAAAA!

Berbalik badan? Masih di posisi yang sama. Balik badan nih yaa. Pemandangannya gini;SONY DSC

Jadi, ketika saya berputar putar di bukit ini, yang saya lihat, laut dan hijaaaau. Kemudian apa yang dilakukan? Berlari dan teriak. Berlari dan teriak. Menyenangkan.

Anginnya kenceng. Pas buat galau galauan. Konon katanya, ini spot terbaik juga buat sunset. Tapi menimbang kami yang semua perempuan. Dan parkir mobil yang jauh dari tepi bukit. Serta turun bukit yang banyak semak semak. Kami memilih untuk tidak menikmati sunset di sini. Huhu. Semoga lain kali, kalo pas kebetulan rombongannya sama cowok, ya. Kita kemari lagi. 🙂

SONY DSCKembali menuruni bukit, si Bapak sudah menunggu kita dari jauh. Sepertinya emang kita main kelamaan. 😀 Kemudian yang terjadi dalam perjalanan pulang, si Bapak tanpa menggunakan AC, menghidupkan musik rock dengan volume besar dan mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi. Tampaknya ia masih kesal perihal perdebatan tadi. 😀

Bodo Amat, kita mah, memilih tidur. 😀 Yang tadinya ia hendak mengajak kami mencari oleh oleh di Kota Mataram urung sudah. Beliau langsung mengantarkan kami ke Pingenepan. Transit Hotel di sekitaran Senggigi.

Jadi dari berbagai daerah di Lombok, saya baru mengunjungi Lombok Utara : Gili Trawangan. Lombok Barat : Senggigi. Lombok Selatan : Pantai Kuta, Tanjung An, Desa sukarare.

Masih banyaaaaak tempat di Lombok yang belum terjamah. Bahkan senggigi yang jadi jantung kota Lombok, belum saya jelajahi. Kota Mataram nya apa lagi. Semoga ada waktu dan rezeki bisa kembali lagi. Ke kota ini. Kota paling romantis. 🙂

Advertisement

4 thoughts on “Amazing Marese di Lombok Selatan

  1. neva

    Kecee mba bukit merese nya, tadinya abis turun rinjani mau ke senggigi. Seperti nya harus putar haluan ke merese….

    Reply
  2. Pingback: Hati-hati Tertipu di Desa Sade | alaniadita

  3. Pingback: 4 Pulau di Padang Painan, Sumatera Barat | alaniadita

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s