Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, bahwa saya akan punya sopir pribadi. :’) Yakali kan, mobil aja ga punya, gimana segala mau punya sopir.
Semenjak social distancing mulai digalakkan dan kemudian diberlakukannya PSBB didaerah Jabodetabek, direktuk kami melarang keras untuk menggunakan kendaraan umum jika harus ke kantor. Beliau mengizinkan kami untuk menggunakan moda transportasi yang bersifat lebih invidualis. Seperti grab car, go car dan taxi.
Jadilah selama masa pandemi, saya bolak balik ke kantor naik Taxi. Duh, gaya. Sekali jalan argonya setarif uang belanja mamam 3 hari untuk kami sekeluarga. Pulang pergi sehari? wogh, bisa uang makan sekeluarga seminggu.Kali keberapa gitu saya ke kantor dengan menggunakan Taxi, sopirnya berbisik bertanya pada saya, “Mbak, pulangnya nanti saya jemput lagi, boleh?”
Saya tau bahwa pasar taxi sedang sepi seiring banyaknya orang yang bekerja dari rumah. Daripada dia balik kearah depok dengan kondisi kosong, mungkin menurutnya lebih baik menunggu saya kerja sambil coba muter muter Jakarta dan kembali lagi bareng.
“Tapi Pak, saya gatau nih pulangnya jam berapa.”
Bapaknya diem. Menunggu saya berbicara kembali.
“Jam kerja saya sih sampai jam 4. Mungkin saya pulannya diatas jam itu, Pak.”
Obrolan kami berakhir dengan saling menyimpan nomer. Kami sepakat saling menghubungi menjelang jam pulang kerja.
Pukul setengah 4, sebuah pesan whatsapp masuk;
“Mbak, saya udah standby di pom bensin disebelah kantor mbak yaa.”
Wei, disaat kerjaan saya masih segabrek gabrek dan gatau akan pulang jam berapa. Oh, kek gini rasanya ditungguin. :))))
Akhirnya saya keluar kantor pukul 5 lewat 10 menit. Kita sempet mampir di alfamart untuk beli bukaan dan takjil disekitarnya, dan buka puasa romantis berdua di sepanjang jalan Jakarta – Depok.
Sebelum sampai rumah, bapaknya nanya lagi pelan, “Mbaknya, besok ke kantor lagi?” yang tentu saja saya jawab tidak dan tak menentu.
Hari ini terulang lagi.
Bedanya, driver ini baru berani menawarkan setelah saya dikantor dan bertanya melalui sms.

(((yuk))) ikrib bener :))))
Eh dilalah pas saya keluar pas hujan. Begitu taxi masuk area lobby, ada ibu ibu bergegas mau naik. Pas saya samber, beliau berkomentar, “Antri, Mba. Saya dari tadi nungguin taxi ga dapet dapet”
Saya tersenyum, sambil buka pintu dan masuk. Masnya nurunin kaca dan senyum sama ibunya.
“Oh, mbaknya pesen lewat aplikasi, yha” yang saya jawab dengan tersenyum.
Salah satu keuntungannya janjian begini, saya ga perlu gusar antri taxi dikala hujan cem gini.
Jadilah untuk kesekian kalinya, kami berbuka puasa bersama lagi dijalan. Sepanjang Jakarta menuju Depok. Maklum, ke kantor lintas kota. :))))
Duh, saya bersyukur dan berdoa semoga kantor saya panjang umur menghadapi pandemi ini. Terimakasih sudah memfasilitasi saya untuk tetap aman bekerja selama masa pandemi. Panjang umur ya kebaikan, semoga kita sama-sama bisa melalui masa ini.
Direkturnya baik bgt nih, mikirin keselamatan karyawannya mpe dikasih sopir pribadi. Pasti betah kerja di kantornya.
Ahahaha kok jadinya lucu ya, jadi berasa ada supir pribadi gituu
Seneng ya bs saling membantu. Btw ini taksi konvensional (misal: blubed) atau taksi online?